Tak Berkategori  

Keuntungan Bank Nagari Yang Merugikan APBD Sumbar

Sumbar, kabardaerah.com,-Bisnis Perbankkan merupakan Bisnis yang menggiurkan, mestinya ini jadi bisnis yang yang menguntungkan bagi PT.Bank Pembangunan Daerah  (Bank Nagari) Sumatera Barat. Terkait modal tidak akan  jadi masalah yang rumit bagi Bank tersebut, sebab Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)Sumbar parkir di Bank urang awak ini.

Namun tidak demikian yang terjadi, sepertinya Masyarakat Sumbar telah dirugikan dengan pemberitaan bohong yang disinyalir bertolak belakang dengan apa yang terjadi,dan hal ini perlu untuk dipertanyakan kepercayaan yang telah diberikan kepada pihak BANK BPD tersebut dengan mempertanggung jawabkannya secara jujur penggunaan keuangan yg melibatkan KAS DAERAH SUMATERA BARAT.

Berikut kami lansir dari beberapa berita media online lain Bisnis.Com.

Citibank Cetak Laba Rp2 Triliun

November,06/ 2017, 17:34 WIB Oleh :Ropesta Sitorus

Bisnis .Com, Jakarta – Citibank N.A., Indonesia menorehkan kenaikan laba bersih menjadi Rp2 triliun, tumbuh 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,9 triliun.

Chief Executive Officer Citibank, N.A. Indonesia Batara Sianturi mengatakan kenaikan laba bersih tersebut didukung oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 7,6% menjadi Rp3,3 triliun sampai dengan akhir kuartal III/2017.

Adapun, proporsi pendapatan bunga bersih merata dari setiap lini bisnis. Segmen institutional banking berkontribusi 53% sedangkan consumer banking berkontribusi 47%. Kinerja yang positif tersebut menghasilkan rasio Return on Asset (ROA) sebesar 4,65% dan Return on Equity (ROE) sebesar 16,45%.

“Kinerja yang baik ini mencerminkan momentum yang kuat pada bisnis kami baik di Institutional banking maupun di Consumer Banking,” katanya saat jumpa pers di Jakarta, Senin (6/11/2017).

Sementara itu, total aset tercatat meningkat 9,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp80,5 triliun. Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 4,2% menjadi Rp 54,7 triliun. “Porsi Giro dan Tabungan sebesar 70% dari keseluruhan DPK per 30 September 2017. (di lansir dari bisnis.com)

Apabila kita bandingkan dengan perbankkan Daerah (PT.BPD Sumatera Barat), kita akan memahami apa yang terjadi pada bank milik Sumatera Barat ini. Dengan Asset 20,7 Trilyun lebih, kita  peroleh laba yang tidak sebanding dengan Asset yang kita miliki. Hal ini perlu kita lihat kebelakang, agar untuk kedepannya Bank milik rakyat Sumatera Barat ini tidak menjadi sarang penyamun. Disaat Bank lain memperoleh keuntungan Rp 2 Trilyun, Bank Daerah kita ini malah meminta tambahan modal yang sedemikian besar yakni Rp560 Milyar. Ini akan berpengaruh terhadap porsi pembangunan Infrastruktur di Sumatera Barat, kata Indra Ketua umum lembaga Swadaya Masyarakat Komunitas Anak Daerah (KOAD) di Padang kemaren sore.

Berikut  berita yang kami Lansir dari Bisnis.com berupa informasi tentang Bank Nagari milik Sumbar.

Bank Nagari Ajukan Tambah Modal Rp 560 Miliar di APBD Perubahan

Bisnis.com, PADANG—Manajemen PT BPD Sumatra Barat alias Bank Nagari mengajukan tambahan modal kepada pemegang saham sebesar Rp560 miliar melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2017.

Direktur Utama Bank Nagari Dedy Ihsan menyebutkan injeksi modal itu penting guna meningkatkan modal perseroan untuk kebutuhan pembiayaan dan ekspansi bisnis.

Apalagi, sepanjang awal tahun ini kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) baik dari dana murah atau current account saving account (CASA) melalui tabungan dan giro maupun dari deposito cenderung melambat.

Begitu pula dengan kinerja pembiayaan, secara industri tidak tumbuh signifikan karena lemahnya pergerakan ekonomi.

“Kecenderungannya di awal tahun ini masih sulit. Ekonomi bergerak lambat, jadi kami di perbankan juga mesti kerja keras,” katanya, Selasa (01/08/2017).

Dia menuturkan perseroan mengajukan tambahan modal melalui APDB Perubahan sebesar Rp560 miliar, guna kebutuhan modal dan pengembangan bisnis Bank Nagari.

“Kami ajukan sekitar Rp560 miliar, dan masih akan dibahas lagi,” ujarnya.

Menurutnya, jumlah penambahan modal yang diajukan itu tidak sepenuhnya disetujui oleh pemegang saham. Biasanya, pemegang saham hanya menyetujui maksimal sekitar 70% dari kebutuhan yang diajukan.

Adapun, pemegang saham Bank Nagari adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebesar 33% dan sisa nya adalah milik 19 kabupaten/kota di seluruh Sumatra Barat.

Dedy mengungkapkan untuk tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan rerata 9% mengingat kinerja di awal tahun lebih rendah dari perkirakan.

Dia meyakini target pertumbuhan 9% itu masih bisa dicapai dengan meningkatkan pelayanan dan jangkauan Bank Nagari kepada nasabah di pelosok daerah.

Termasuk juga meningkatkan alokasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang selama ini menjadi andalan Bank Nagari. Apalagi lebih dari 95% pembiayaan ke sektor produktif ditujukan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Saat ini alokasi KUR Bank Nagari Rp300 miliar sudah mau habis. Nanti, kami akan ajukan lagi ke pemerintah untuk penambahan alokasi,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengungkapkan keterbatasan APBD menyebabkan pemerintah daerah tidak mampu memberikan suntikan modal besar kepada BUMD, termasuk Bank Nagari.

“APBD terbatas, tidak bisa diharapkan semuanya dari APBD. Makanya, Bank Nagari dan BUMD lainnya harus kreatif mencari sumber pendanaan lain,” kata Irwan.

Dia mendorong menajemen Bank Nagari merumuskan pendanaan dari skema lainnya yang lebih menguntungkan untuk pengembangan jangka panjang.

Termasuk mencari sumber pendanaan melalui initial public offering (IPO) atau melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kinerja 2016: Bank Nagari Kantongi Laba Rp353 Miliar

Februari,15 / 2017, 01:46 WIB Oleh :Heri Faisal

Bisnis.com, PADANG—PT BPD Sumatra Barat alias Bank Nagari mencatatkan perolehan laba Rp353 miliar sepanjang tahun lalu atau tumbuh 11,43% dari tahun 2015 yang mencapai Rp317 miliar.

Direktur Utama Bank Nagari Dedy Ihsan menyebutkan pertumbuhan laba bersih itu merupakan capaian tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

“Sepanjang 2016, pencapaian laba bersih kami sebesar Rp353 miliar, tertinggi dalam beberapa tahun terakhir,” katanya, Selasa (14/2/2017).

Menurutnya, peningkatan laba itu diperoleh dari efisiensi yang dilakukan perseroan, tercermin dari penurunan rasio biaya operasional terhadap pencapatan operasional (BOPO) sebesar 0,59%.

Meski tidak turun signifikan BOPO sudah mencapai 81,22%, perseroan berkomitmen menurunkan BOPO hingga 75% untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan pendapatan laba.

Adapun, secara keseluruhan bank milik pemda Sumbar itu mencatatkan pertumbuhan aset 6,67% dari Rp19,44 triliun menjadi Rp20,74 triliun.

Sedangkan penyaluran kredit hanya tumbuh 5,87% dari Rp14,50 triliun menjadi Rp15,36 triliun, dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,22% menjadi Rp15,66 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp14,61 triliun.

Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan/NPL masih berada di bawah rerata industri sebesar 3,05%, dan ditargetkan di bawah 3% tahun ini.

Dedy menyebutkan masih ketatnya tekanan ekonomi sepanjang tahun lalu membuat sejumlah indikator kinerja industri tidak tumbuh optimal. Dan itu dirasakan seluruh perbankan di Tanah Air.

Meski begitu, untuk tahun ini dia mengaku lebih optimistis meski belum ada tanda perbaikan ekonomi yang signifikan. Namun, sejumlah kebijakan pemulihan ekonomi pemerintah diyakini perperan mendongkrak kinerja sektor keuangan.

Bank Nagari menargetkan pertumbuhan laba tahun ini di kisaran 11,15% dengan target pertumbuhan aset 10,5%, pertumbuhan kredit 10,5% dan pertumbuhan DPK 10,3%.

Pada Sesi Berikutnya kami akan Bandingkan Bank Nagari dengan Bank lain yang lebih berkwalitas……………………………. Bersambung (tim)

 

Sumber : Ir Indrawan  (Ketua LSM Komunitas Anak Daerah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *