Tak Berkategori  

ANGGOTA DPRD PADANG SOAL PEDAGANG PUJASERA PANTAI PADANG TERLALU DITEKAN

PADANG-KABARDAERAH.COM––Anggota DPRD kota Padang Haji Maidestal Hari Mahesa meradang mendengar rencana Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Padang, Medi Iswandi yang akan mengeluarkan pedagang yang tidak aktif berjualan di Pujasera selama sebulan.

Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD kota Padang ini menilai rencana Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Padang tersebut sebagai sebuah ancaman kepada pedagang yang menempati Pujasera. Sebagai wakil rakyat, ia mengaku tak terima perlakuan “main ancam” tersebut.

Ia meminta, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar jangan main ancam. Menurut Esa, panggilan akrab Ketua DPC PPP kota Padang ini, harusnya ada pembinaan serta arahan terhadap pedagang kecil.

“Satu pedagang Pujasera saja yang diusir, saya akan galang kekuatan di DPRD kota Padang. Persoalannya bukan karena mereka tidak aktif berjualan atau tidak mau berjualan. Akan tetapi hingga saat ini, kondisi tempat atau sarana Pujasera tersebut yang jauh dari memadai,” ujar anggota dewan yang terkenal vokal memperjuangkan nasib rakyat kecil ini, Senin, 27 November 2017.

Dikatakannya, sarana prasarana di Pujasera untuk para pedagang sangat minim. Menurut Esa, idealnya lokasi pedagang harus tertata dengan baik, rapi dan bersih.

“Contoh terungkap saat kunjungan kami ketika reses di lokasi Pujasera. Penataan gerobak yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Padang sangat padat. Nyaris seluruh ruangan itu tertutup oleh gerobak yang jumlahnya 49 buah, sehingga pengunjung susah melewati,” ungkap Esa.

Selain itu, lampu sebagai pencahayaan sangat minim sehingga sangat gelap dan remang-remang. Ditambah MCK (mandi, cucu, kakus, red) di sana sangat kotor.”Harus ada kewajiban dari pemerintah kita untuk juga membenahinya, belum lagi tempat salatnya yang tidak ada, banyak atap yang bocor dan saluran airnya yang tidak tersalurkan dengan baik,” cakapnya.
Ia mengatakan, hal yang paling mendasar ketika mereka dipindahkan dari tempat berjualan awalnya, mereka seakan “dipaksa” masuk ke dalam. Akhirnya mereka juga mau berdagang di tempat itu dan selama dua minggu kosong dan sepi pengunjung. Karena sepinya pengunjung tersebut pedagang ini pun sampai kehabisan modal, bahkan sampai harus  menambah hutang.“Makanya, kita minta kepada pemko melalui OPD terkait, jangan main ancam-ancam lah kepada masyarakat. Kita menyadari juga bahwasanya mereka juga ingin pindah, buktinya mereka sudah mau pindah.

Lakukanlah sebagai “pengayom dan melayani”. Mereka kan masyarakat kita juga, mencari nafkah buat hidup. Bahkan banyak dari mereka yang sudah puluhan tahun berusaha di Pantai Padang tersebut,” tegasnya.Mestinya, ujar Esa lagi, lokasi tersebut harus dilengkapi dengan sarana prasarananya, seperti MCK, penerangan, mushalla, serta atur mereka dan kebersihannya. Harusnya, sebelum mereka dipindahkan, sarana prasarana mereka harus dilengkapi dulu agar mereka nyaman sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak aktif berjualan.Esa menilai, kondisi sekarang Pujasera sangat tidak layak untuk pedagang berjualan. Seluruhnya sudah dipenuhi oleh gerobak. Mereka tidak diperbolehkan untuk berinovasi bagaimana penataannya, karena mereka sudah ditekan harus seperti ini.

“Kondisinya sudah kita lihat kemaren, sudah sangat terkunci dengan 49 gerobak yang ada di situ dan menutupi pintu masuk Pujasera tersebut. Bahkan gerobak bantuan pemko banyak juga yang rusak. Bagaimana mungkin tamu dari luar akan masuk untuk belanja karena kondisinya seperti itu,” ungkapnya.

benteng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *