Tak Berkategori  

Sosok Nomor Satu PT.Semen Padang Masih Tanda Tanya

Padang, KD Sumbar – Memperkuat PT.Semen Indonesia (PTSI) merupakan bagian dari misi utama para pejabat BUMN. Wujud kepedulian terhadap perusahaan beton ini, telah sama dirasakan. Sekiranya terobosan dan kebijakan tepat untuk membatasi atau menstop investor baru membuka pabrik semen merek lain. Pastilah itu akan mendorong Semen Indonesia kembali Berjaya, “Semoga”. Secara perlahan, PTSI pasti diperhitungkan di kancah nasional dan internasional, sekaligus mampu mendominasi pangsa pasar. Tentunya hal itu tidak terlepas dari peran dan kepedulian bersama agar tercapai.

“Selanjutnya, Semen Indonesia kembali berkibar melangit di mancanegara, perlahan tapi pasti. Senantiasa bila disertai keseriusan melangkah kesana tertanam kokoh sekokoh semennya SI”, sebut Imam Sodikin Ketua LP. Tipikor RI, Prov. Sumbar, Minggu (03/12/17).

Dilain pandangan, konon katanya industri semen saat ini sudah tidak seperti tiga (3) atau empat (4) tahun yang lalu. Dimana waktu itu hanya dikuasai oleh tiga (3) pemain saja yakni, Semen Indonesia Group, Indocement dan Lafarge Holcim.

“Namun semenjak tahun 2015, pemain semen merek lain menjamur menjadi 17 pemain dari tujuh (7) pemain sebelumnya”, pungkas Imam Sodikin, Anggota Laksusda Sumbar-Riau Era Orde Baru ini.

Menurut hemat kami, kapasitas terpasang semen nasional diperkirakan 106 juta ton. Sedangkan konsumsi semen dalam negeri di tahun 2017, dengan perkiraan pertumbuhan 6 – 7% berada pada kisaran 68 juta ton. Sebagai masyarakat Indonesia, hasil ini tentulah “Menyesakkan dada”. Sebab terdapat over supply lebih dari 30%, tukasnya.

Melihat grafik mencegangkan tersebut, membuat persaingan di pasar luas makin sengit. Apalagi para pemain baru dari luar, yakni pemain China mampu menjual produksi semennya jauh lebih murah, sehingga harga menjadi tertekan dan turun signifikan, lanjut Imam yang cukup memahami percaturan dunia persemenan.

Dalam tiga tahun terakhir, harga semen dalam negeri turun kisaran 30%. Sementara Semen Indonesia Group yang diketahui sebagai pemain terbesar, tidak lolos dari situasi sulit tersebut. Apalagi jika diselimuti kinerja yang terus mengendor setiap tahunnya “menyedihkan”, ulas imam menambahkan.

Khabarnya lagi, kata Imam melanjutkan, Ebitda margin group yang dulu selalu berada di atas 30%. Sayangnya hingga Oktober 2017 kemarin, tertekan di bawah 18%. Padahal, laba bersih group yang pada tahun 2014 lalu mampu menembus di angka hampir Rp.6 Triliun. Namun di tahun ini tampaknya menukik tajam, diperkirakan hanya mencapai dibawah Rp.1,9 T, lagi-lagi hasil itu sedihkan hati.

“Jika benar demikian, tentunya profit perusahaan BUMN dibidang semen ini masuk kategori “menyedihkan”. Biar kami tidak berkira-kira, untuk lebih jelasnya kita bisa konfirmasi langsung ke Semen Indonesia’, tutur Imam Sodikin yang akrab disapa Pak De.

Namun jika itu benar, rasanya tak perlu kita terkontaminasi dengan status “menyedihkan”. Sebab, cukup banyak jalan mengembalikan kesuksesan seperti sebelumnya, bahkan bisa lebih. Sebagai tuan rumah di negara sendiri, peluang itu sangat besar. Jika kita mau, langkah kesana pasti ada. Bagaimana caranya? petinggi SI dan pemerintah lebih mahir memainkan, tutur dia.

Pak De menyarankan, salah satu gebrakan untuk menyaingi harga semen merek lain, perlu penerapan bahan baku semen efesien, mengatur biaya dasar produksi semen berikut harga pokok penjualan serta efesiensi energi dan sebagainya. Pembelian material dapat disesuaikan dengan kebutuhan pabrik, lalu hindari penumpukan berlebihan. Tidak ada lagi salah beli barang dan meningkatkan spek barang. Melakukan evaluasi dan monitoring disegala lini perlu juga diterapkan, serta jangan sampai biaya produksi dan distribusi melambung atau dilambungkan.

“Sebenarnya, sosok yang teruji melakukan gebrakan itu sudah dikantongi SI, saya yakin. Karena, menurut saya “leader” seperti itu sudah pernah menjabat sebagai direksi. Kini, figur “Berahklak” tersebut mampu berdiri kepada kebenaran dan pastinya bakal mengalahkan kezaliman yang ada (di dalam)”, ungkap Pak De menekankan.

Pertanyaan sekarang, sebut Amril, Ketua LSM PENJARA Prov. Sumbar, meneruskan komentarnya Imam Sodikin. Solusi memperkuat Semen Indonesi sesuai dengan cita-cita pendahulu, saatnya metode dan strategi mereka yang brilian itu dijadikan referensi sebagai acuan untuk membangun system majamen baru Semen Indonesia agar kembali kokoh. Dengan memintai pendapat dan masukan jenius setiap senior SI nan berhati bersih, termasuk penjuang dan pendiri tersebut, alangkah bagusnya dilakukan. Perbaikan ahklak bagi pejabat baru di setiap anak perusahaan, diharap paling diutamakan.

Sebab, sepintar apapun SDM yang ada sekarang, bilamana ahklaknya miris/bermental broker, nasib perusahaan tetap saja “ibarat mimpi di siang bolong”. Persepsi itu, dirasa tidaklah berlebihan dan bukan tidak mungkin SI berujung tergilas terduduk bila pejabat di anak perusahaan, misalnya di PTSP tidak tertempatkan sosok ahklak nan baik. Sorot Amril merasa pede dengan perspektifnya.

Kita bersama sadari, bahan baku pembuat semen berlimpah ruah terkandung di perut negara ini. Bila kita tidak membatasi investor pemain baru dibidang persemenan, disertai tidak jeli membenahi manajemen. Harapan satu persatu anak perusahaan semen BUMN menjadi “Tidur”, makin terbuka lebar. Selain perusahaan kelelahan berkompetisi dengan produksi semen merek lain yang sudah kompeten, peluang beralih ke tangan swasta juga menganga lebar.

Menurut hemat saya, tambah Amril, evaluasi matang dan selektif terhadap penempatan SDM pada setiap posisi penting di anak-anak perusahaan. Utamanya, penetapan dengan lebih mengedepankan SDM yang teruji dan ber ahklak, harapan berjaya pasti teraih kembali. Tiadalah Tuhan YME meridhoi, jika pejabat di perusahaan dunia persemenan ber ahklak miris.

Selanjutnya, yang mungkin bermanfaat untuk diterapkan lagi adalah, tambah Amril, Pertama, jangan ada lagi direksi dan pejabat lainnya, hanya bisa puja puji untuk sesuatu yang tidak benar, padahal miris ahklak. Jangan ada lagi titip menitip jabatan yang ujung-ujungnya si penitip di kemudian hari “kongkaligkong berselingkuh didepan dan dibelakang layar”. Berbuat atas ada maunya dengan cara yang tidak baik dikemudian hari.

Kedua, alangkah baiknya penetapan SDM disetiap posisi penting di anak perusahaan dunia persemenan ini. Dilakukan survey atau pelaporan kekayaan, dan selanjutnya melaporkan kekayaan bersangkutan rutin setiap tahunnya kepada holding. Melakukan pencatatan ulang oleh perusahaan terhadap kekayaan pejabat perusahaan yang mencolok. Memantau setiap mereka yang berniat berbuat KKN, “dirasa tidak pula salah bila dilakukan”, pungkas Amril.

Menerapkan terobosan baru, yakni menekan petinggi perusahaan bersikap jujur dalam kinerjanya dengan membuat pernyataan tertulis yang berisikan sanksi berat, alangkah baiknya juga diterapkan. Mencegah kongkalingkong antara sesama oknum pejabat dalam perusahaan ataupun terhadap pihak luar, perlu juga dilakukan pengawasan ketat.

Suap-menyuap, konflik kepentingan, penggelapan dalam jabatan, perbuatan curang, dan gratifikasi “Hindari”. Sebab disebuah perusahan persemenan bilamana ada berlangsung begitu, alamat perusahaan bakal “Karam” hanya tinggal tunggu waktu. Pungkasnya lagi.

Untuk pencegahannya, harus dimulai dari direksi dan kemudian secara bersama-sama, mendekatkan dan berjanji  kepada Tuhan YME. Selanjutnya moral dan etika para direksi dan petinggi lainnya musti terarah, saling dukung mendukung sesama kawan, seirama dan sejalan untuk kemajuan perusahaan “harus betul-betul dijalankan”.

Bilamana, menanamkan pola hidup sederhana serta memiliki tanggung jawab tinggi, semangat tangguh, pengabdian pada perusahaan di PTSP ini “terwujud”. Pastilah dapat membawa perusahaan ke level teratas. Penempatan SDM petinggi di tiap bidang, harus ditunjuk sesuai skill personalnya yang memiliki kejelian dalam meng efesiensikan system control secara keseluruhan. Jangan sampai SDM terpilih adalah orang yang diberikan amanah mudah melupakan dari mana asal mulanya, sehingga menjadi lupa diri. Dan orang yang tidak pada kemampuannya sehingga selalu lelet, tidak memiliki keahlian dalam bekerja, lanjut Amril.

Meskipun sosok kursi nomor Satu PTSP masih tanda tanya, ”Figure Efisiensi dan Ber-ahklak Patut Diperhitungkan” sebagai dirutnya PTSP kedepan, pungkas Amril.

Cara pandang masyarakat terhadap para pejabat PTSP sekarang, tak obahnya bak kiasan kata “Bersifat jujur dan benar dalam pegang amanah, pastilah sejukan orang banyak. Kalau kelihatan kecurangan satu kali, selamanya orang sulit percaya lagi”.

“Kiprah sosok putra daerah yang jujur dan ahli efisiensi diberbagai bidang sebagai yang menduduki kursi satu PTSP tersebut, sekali lagi sudah “Didepan mata”. Tutup Amril (Akmal/TIM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *