Tak Berkategori  

Pelaksanaan Proyek Jalan Sontang-Sarasah Tinggiran Menuai Kecaman

SUMBAR.KABARDAERAH.COM— Proyek Peningkatan Struktur Jalan Sontang-Sarasah Tinggiran (Dari perkerasan sirtu ke lapisan Ac-Wc) Yang dikerjakan oleh PT Globalindo Cipta Pertama, di Kecamatan Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat, Propinsi Sumatera Barat, dengan nomor kontrak 602/49/KONTRAK/BM/DPUPR-2017 Menuai kecaman dan kritikan dari masyarakat.

Kecaman dan kritikan ini diakibatkan karena masih dalam tahap pengerjaan saja, kondisi dilapangan sudah banyak terlihat yang hancur.

Pantauan Kabardaerah dilapangan bersama Tim investigasi beberapa waktu yang lalu, Kamis (14/12) terkesan tidak ada transparansi terhadap proyek tersebut karena dilapangan tidak ditemui berapa dana masyarakat yg digunakan pada proyek tersebut. Tidak adanya transparansi pihak kontraktor pelaksana terhadap masyarakat, karena di Plang Identitas Proyek Tidak dituliskan jumlah Pagu Dana yang akan digunakan dalam pembangunan proyek tersebut.

Dalam pelaksanaannya dilapangan juga terindikasi ada penyimpangan dan tidak sesuai spek teknis pelaksanaan karena sekarang ada beberapa titik jalan yang amblas dan retak.

Selain itu untuk pengerjaan Pasangan batu buat penahan konstruksi jalan sudah retak-retak. Bukan itu saja dibeberapa titik bahu jalan terlihat hanya ditimbun dengan tanah bukan memakai material pilihan. Gorong-gorong saluran air yang sudah ada ditimbun bukan diperbaiki sehingga meresahkan masyarakat sekitar sebab jika hari hujan dapat menimbulkan banjir.

Terkait hal tersebut, salah seorang Tokoh masyarakat Kampung Tanjung Beringin, Mislan (70), saat ditemui menerangkan, sebelumnya ia sudah menyampaikan kepada pihak kontraktor, agar dititik STA 7+200 dan 7+400 gorong-gorong yang sudah ada dari awal agar tidak ditimbun.

“Tetapi pihak rekanan tidak mengindahkan, bahkan mereka tetap menimbun dengan sirtu dan langsung diaspal. Sehingga ketika hari hujan, air menggenang kerumah kami,” sesalnya.

Herannya, selama proses pengerjaan proyek tersebut berlangsung pihak pengawas dari Dinas PUPR Pasbar maupun dari Konsultan pengawas tidak pernah terlihat, terangnya lagi dan diaminkan salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Diungkapkannya lagi, kami dari masyarakat sangat bersyukur dengan dibangunnya jalan kekampung kami, hanya saja yang kami sesalkan pihak Kontraktor yang ditunjuk untuk pengerjaan hotmix ini terkesan tidak profesional.

“Ini sama saja pembangunan asal-asalan, masih dalam tahap pekerjaan saja jalan sudah ada yang hancur, apa begini caranya menghambur-hamburkan uang rakyat dengan menempatkan Kontraktor yang tidak berkualitas,” sedihnya.

Lebih lanjut ia menilai, ini karena kurangnya pengawasan dari Dinas terkait dan konsultan, sebab sampai saat ini yang katanya proyek ini hampir selesai, ia selaku masyarakat setempat tidak mengetahui siapa pengawas dari Dinas terkait maupun Konsultannya.

Terpisah, Ketua Pembela Kesatuan Tanah Indonesia Bersatu (PEKAT-IB) Pasbar, Decky H Sahputra, SH melalui Wakil Ketua Bidang Investigas PEKAT-IB Pasbar, AR. Saragih Mengatakan, Proyek Hotmix ini dikerjakan Oleh PT. Globalindo Cipta Pertama dan kabarnya proyek ini menelan biaya hingga Belasan Milyar Rupiah dari APBD Pasbar.

Proyek tersebut juga diduga dikerjakan tanpa pengawasan dari Dinas PUPR Pasaman Barat maupun Konsultan Supervisi PT. Wandra Cipta Engineering Consultant, sehingga banyak ditemukan kejanggalan tidak sesuai spek awal dalam proses pekerjaan hotmix ini dan terkesan dipaksakan oleh Pihak PUPR Pasbar akan memPHO proyek asal-asalan tersebut.

Ditambahkan Wakil Ketua Bidang Investigasi AR. Saragih, ia juga menduga ada indikasi perbuatan curang dan kongkalikong diproyek hotmix ini demi meraup uang rakyat tersebut, antara Dinas Terkait dan Kontraktor Pelaksana.

Ditempat yang sama, Wakil Ketua Bidang OKK PEKAT-IB Pasbar, Ruswar Dedison juga menegaskan, Kami dari Ormas PEKAT-IB Pasbar segera akan menyurati pihak-pihak terkait, dan meminta dilakukan evaluasi ulang agar dilakukan pembongkaran pekerjaan-pekerjaan yang telah merugikan uang negara yang ada di Pasaman Barat ini.

Selain itu ia yang akrab dipanggil Dedi Rimba berharap, agar KPK, WASIDIK Tiga Mabes Polri, BPK RI, Bareskrim Polda Sumbar, Kajari Propinsi Sumbar, Kejaksaan Negeri Pasaman Barat, Polres Pasbar, agar menurunkan timnya meninjau segala proyek yang terindikasi sengaja dicurangi.

Sementara itu, Pihak Dinas Pekerjaan Umum melalui salah satu pegawainya dan juga salah satu tim PHO saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (15/12), Tamrin mengatakan, ia sangat berterima kasih kepada rekan-rekan media dan LSM yang telah memantau langsung ke proyek tersebut.

Dengan data-data dan photo-photo dilapangan yang telah dihimpun oleh rekan-rekan media dan LSM, akan jadi bahan pertimbangan baginya.

Ditegaskannya lagi, Jika ditemukan dilapangan sesuai apa yang ditemukan oleh rekan-rekan media dan LSM, maka sangat disayangkan pekerjaan yang dilakukan pihak rekanan seperti. “Kita tidak akan toleran atas proyek yang diduga tidak sesuai spek awal,” tegasnya.

Saat ditanya tentang siapa konsultan Supervisinya, Tamrin menjelaskan, ia tidak terlalu mengetahui, kabarnya kalau tidak salah Konsultannya dari Pekanbaru yaitu PT. Wandra Cipta.

Sedangkan Erick Hariyona, yang informasinya merupakan pihak Kontraktor Pelaksana PT Globalindo Cipta Pertama saat dikonfirmasi kabardaerah melalui telpon selulernya, terkesan bungkam karena tidak mau membalas WA dari media kabardaerah.com. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *