Tak Berkategori  

Pemkab Pasbar Dorong Implementasi Pendidikan Keluarga

PASBAR — Dalam rangka meningkatkan kapasitas pemangku pendidikan keluarga dan mendorong implementasi pendidikan keluarga di Pasbar. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman Barat (Pasbar) gelar sosialisasi penyelenggaraan pendidikan keluarga di gedung Balerong, Simpang Empat, Selasa (28/8).

Sosialisasi ini diikuti sebanyak 182 orang kepala sekolah dilingkungan Dinas Pendidikan Pasbar, yang terdiri dari Kepala PAUD, SD dan SMP.

Bupati Pasbar, H. Syahiran dalam sambutannya mengatakan, untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan keluarga, dibutuhkan koordinasi yang baik antara pihak sekolah dengan wali murid. Hal itu mutlak, agar kedua pihak dapat bekerjasama dengan baik dalam mendidik anak,” katanya.

“Saya pikir antara penyelenggara pendidikan perlu melakukan koordinasi yang baik dengan wali murid untuk menyikapi persoalan pendidikan keluarga. Adakan pertemuan dan sosialisasikan persoalan itu,” tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan, Keluarga memiliki dampak yang besar dalam pembentukan perilaku individu, serta pembentukan vitalitas dan ketenangan kepada dalam diri seorang anak. Karena melalui keluarga anak-anak mendapatkan bahasa, nilai-nilai serta kecendrungan mereka.

“Keluarga itu punya tanggung jawab mendidik anak dengan benar dan jauh dari penyimpangan. Keluarga juga, punya tugas menyelamatkan proses pendidikan anak. Akan tidak maksimal jika segala proses pendidikan itu diserahkan kepada pihak sekolah saja,” ungkap Syahiran.

Disampaikan, dalam realitas sehari-hari, ada orang tua yang kurang peduli pada pendidikan anaknya. Padahal, anak akan sangat senang apabila mendapatkan apresiasi dari orang tua, mengenai prestasi atau proses pendidikannya.

Hal itu perlu menjadi perhatian bagi orang tua, sebab akan menjadi daya dorong untuk kemajuan pendidikan anak,” tukuknya.

Disamping itu, sekolah juga harus mampu menjadi wadah pembentukan karakter anak, agar memiliki budi pekerti luhur dan berilmu pengetahuan sesuai amanat undang-undang.

“Konsekuensi dari kesibukan orangtua dengan pekerjaan rutinnya, atau pekerjaan lain di luar rumah, membuat peran sekolah semakin besar dan kompleks. Keluarga yang seharusnya berperan menjadi tempat pendidikan utama, mengalihkan sebagian fungsinya kepada sekolah,” ucapnya.

Atas dasar hal tersebut, dilanjutkannya, keberadaan guru profesional menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi,” tutupnya. (KD/Irf/rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *