RS IBNU SINA Simpang Empat Miliki Direktur Baru

Pasbar — Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat memiliki direktur baru. Dari direktur lama yakni dr.H. Agung Mulia, Mars kepada Direktur yang baru dr. Meri Herliza. Bertempat di Aula kediaman Bupati Pasaman Barat, Kamis (6/9/2018).

DR.dr.Masrul, M.Sc, Sp.GK Bidang Pendidikan Yayasan Ibnu Sina dalam sambutannya menyampaikan, ucapan terima kasih kepada direktur yang lama yakni dr. H Agung Mulia atas dedikasinya selama ini dalam membawa RS Yarsi Simpang Empat. Sebagai pimpinan atau direktur yang sudah lama, tentu ilmu Bapak Agung cukup banyak. Sehingga perlu ditularkan kepada direktur yang baru.

Direktur RS IBNU SINA Simpang Empat yang lama, dr. H Agung Mulia

“Direktur yang baru dr. Meri Herliza butuh bimbingan dari semua pihak di Pasbar. Yarsi hadir memang untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sebagaimana sejarah berdirinya dulu oleh tetua Yarsi,” jelas DR. dr. Masrul, M.Sc, Sp.GK.

Selain itu, rotasi dan mutasi juga hal yang biasa di dalam organisasi, begitu juga dengan Yarsi. Mutasi tidak hanya untuk RS Ibnu Sina Simpang Empat saja, namun untuk rumah sakit Yarsi di daerah lain.

Sementara itu, direktur yang baru dr. Meri Herliza menyampaikan, sebagai orang yang baru di tempat yang baru membutuhkan bimbingan dan arahan dari Pemerintah Daerah dan dari senior. “Saya sebagai orang baru di Pasaman Barat tentu butuh bimbingan dan arahan,” kata dr.Meri Herliza.

Direktur RS IBNU SINA Simpang Empat yang baru, dr. Meri Herliza

Sementara itu, Bupati Syahiran dalam sambutannya menyampaikan, Yarsi sudah dikenal hampir 30 tahun yang lalu, sejak Dia menjadi camat. Komunikasi selama ini dengan Yarsi sudah berjalan dengan baik, begitu juga dengan pimpinan Yarsi

“Bapak Agung selama ini dengan Pemerintah Daerah sudah berjalan dengan baik. Bapak Agung selalu mengangkat telepon saya kalau saya menelepon, walaupun dia sedang rapat,” kata Syahiran.

Hal yang sama hendaknya, tambah Syahiran juga berlangsung dengan pimpinan yang baru. Apalagi di Pasbar memiliki tiga etnis yakni Minangkabau, Jawa dan Mandailing.

“Tiga Bahasa kalau bisa ibu kuasai, yakni Bahasa Minang, Jawa dan Mandailing. Komunikasi perlu ibu jaga dan lanjutkan komunikasi yang sudah berjalan selama ini. Selain itu, pesan saya kalau bisa wilayah RS Yarsi di perluas. Karena pasien Yarsi semakin hari semakin meningkat, sehingga menyebabkan lahan parkir penuh,” pinta Syahiran. (KD/irf/rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *