Hikmah Ramadhan Harus Diterapkan

SIJUNJUNG,KABARDAERAH.COM- Ribuan kaum muslimin dan muslimat sujud dan tafakur di lapangan sepakbola Muhammad Yamin Muaro Sijunjung, menunaikan Shalat Idul Fitri 1440 Hijriyah, Rabu (5/6).

Ramainya jemaah, karena shalat Idul Fitri yang diimami kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sijunjung H. Afrizal Thaib, diikuti segenap lapisan masyarakat bersama pegawai, pejabat dan para perantau yang pulang kampung.

Dalam kesempatan itu Bupati H. Yuswir Arifin Datuak Indo Marajo mengajak serta berharap kaum muslimin dan muslimat mengimplementasikan kemenangan yang diraih pada bulan berikutnya, supaya kemenangan itu tidak kehilangan makna.

Hari kemenangan telah tiba. Kaum muslimin dan muslimat yang beriman berhasil merebutnya setelah berjuang sebulan penuh menahan haus dan lapar serta nafsu angkara murka.

“Berat memang. Namun mempertahankannya jauh lebih berat dari pada meraihnya. Bila kita tidak mengimplementasikan pada bulan berikutnya, niscaya kemenangan yang diraih akan kehilangan makna,” kata bupati.

Ramadan adalah bulan melatih diri, jiwa, sikap dan perbuatan bagi kaum muslimin dan muslimat. Hasil latihan itu harus diimplementasikan pada bulan berikutnya.

Karena itu, selain peningkatan, bulan Syawal juga merupakan periode awal dalam menerap dan mewujudkan segala hikmah yang terkandung dalam kesucian dan kemuliaan Ramadhan.

Selain menelaa hasil perjuangan selama Ramadan, bupati juga mengimbau dan mengajak masyarakat Sijunjung menjadikan momentum Idul Fitri untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan guna menapak masa depan yang lebih baik.

Dalam khutbah yang tampa membaca teks, kepala Kemenag Afrizal Thaib mengatakan bahwa Shalat Idul Fitri disiapkan Allah untuk orang yang kembali suci setelah melaksanakan ibadah puasa dengan tulus dan ikhlas serta penuh perhitungan sesuai hukum dan syariatnya.

Terhadap kaum muslimin dan muslimat yang telah melaksanakan ibadah puasa dengan tulus dan ikhlas serta penuh perhitungan sesuai hukum dan syariatnya, ada empat kesucian yang didapat, yaitu kesucian iman (aqidah), kesucian ibadah (amal) serta kesucian aqlak dan harta.

Kesucian iman didapat, karena dengan melaksanakan ibadah puasa yang tulus dan ikhlas serta penuh perhitungan sesuai hukum dan syariatnya, iman makin kokoh. Kesucian ibadah, karena puasa melatih ketaatan. Kesucian aqlak, selama Ramadan latihan, habis Ramadan terlatih beribadah. Kesucian harta, karena dalam Ramadan kaum muslimin dan muslimat yang beriman cenderung membayar zakat, berinfak dan bersedekah.

Selain itu, dalam khutbahnya Afrizal Thaib juga menguraikan kewajiban yang harus dilakukan umat Islam dalam mengharungi hidup dan kehidupan di atas dunia. Kewajiban itu diantaranya mendirikan shalat, mengeluarkan zakat harta, mendidik anak supaya tumbuh dan berkembang menjadi anak yang shaleh dan shalehah serta berpuasa di bulan Ramadhan.

Menurut Kemenag, dalam satu rumah umat Islam jika ada orang yang tidak mendirikan shalat, pada hal orang itu sudah baligh berakal, Allah mengutuk rumah itu 70 kali siang dan 70 kali pada malam hari.

Sementara umat Islam yang tidak mengeluarkan zakat harta, hukumnya lebih haram dari harta yang dicuri, karena zakat harta yang harus dikeluarkan adalah haknya fakir miskin. Sedangkan harta yang dicuri milik orang kaya.

Karena lebih haram dari harta yang dicuri, zakat harta yang tidak dikeluarkan itu akan menjadi strika panas di akhirat nantinya. Strika panas itu akan menstrika seluruh batang tubuh manusia yang tidak mengeluarkan zakat harta itu. (Rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *