Filosofi ABS-SBK, Sumbar Akan Kembangkan Hafiz Asli Daerah

PADANG,KABARDAERAH.COM- Tekad Pemerintah Propinsi Sumatera Baray terpacu oleh apa yang telah dilakukan oleh Propinsi Kalimantan Barat belum lama ini.

Pemerintah Kalimantan Barat bertekad akan melahirkan 5000 orang penghafal Alquran diseluruh Propinsi Kalimantan Barat.

Itulah yang menjadi penyemangat Masyarakat yang ada di Propinsi Sumatera Barat, agar kegiatan hafiz juga berkembang tidak kalah hebatnya dengan semangat yang ada di propinai lain.

Seperti yang disampaikan Nasrul Abit, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit belum lama ini pada acara Malam Ta’aruf Peserta Seleksi Tilawatil Quran & Hadist (STQH) ke XXV di Pendopo Gubernur Pontianak, Kalimantan Barat.

Hal tersebut disampaikan Nasrul Abit didepan Menteri Agama RI di wakili Dirjen Bimas Islam Prof. Dr. Muhammadiyah Amin, MA, Kapolda dan Pangdam, Gubernur, Ketua DPRD Provinsi serta peserta utusan seluruh Indonesia.

Wakil Gubernur Nasrul Abit lebihlanjut mengatakan, Propinsi Sumatera Barat dengan budaya dan filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) terus melakukan kegiatan hapal Al-Quran baik tingkat SMA/SMK, juga dibeberapa pondok pendidikan keagamaan.

Untuk itu, Program Para Hafiz masuk perguruan tinggi telah menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir ini.

Itu semua bertujuan untuk memajukan pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an, baik dalam kehidupan juga sebagai sumber ilmu pengetahuan.

Dan yang paling mendasar bagaimana dengan Al Qur’an dapat menciptakan generasi Sumatera Barat yang berkrakter, berkepribadian, cerdas, beriman dan bertaqwa, ujar Nasrul Abit.

Apalagi Tahun 2020 yang akan datang, Propinsi Sumatera Barat akan jadi penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke XXVIII.

Semua itu mendapat dukungan dari Dirjen Bimas Kemenag RI Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin pada pelaksanaan STQH beberapa waktu yang lalu di Kalimantan Barat.

Ia meminta agar Kepala Daerah, termasuk Kepala Daerah Propinsi Sumatera Baray untuk dapat memberdayakan putra/ri asli daerahnya dalam pengembangan qori dan qoriah, hafiz dan hafizah serta cabang lain.

Tidak usah mencari dan mengambil dari luar daerah lain. Hal ini agar kegiatan pembinaan dan pengembangan Al Qur’an oleh LPTQ masing-masing daerah dapat memasyarakatkan Al Qur’an didaerahnya masing-masing. (Dtk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *