Walinagari ‘Berbohong’ Untuk Mendapatkan Proyek Pengaspalan Jalan

DHARMASRAYA,KABARDAERAH.COM- Pekerjaan Jalan Rigid Beton yang pernah dikerjakan pada Tahun Anggaran 2016 dan 2017 untuk lokasi yang sama kembali dianggaran untuk Tahun 2019 ini. Ada apa?

Ada indikasi semua itu dilakukan untuk menutupi kebobrokan pekerjaan rigid beton yang telah hancur karena buruknya kualitas pekerjaannya.

Dan kenapa adanya tumpang tindihkan dengan anggaran yang dananya berasal dari APBD melalui Dinas Pekerjaan Umum Dharmasraya untuk menutup dan memperbaiki jalan tersebut dengan aspal hotmix, padahal baru beberapa tahun dikerjakan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dharmasraya Junaidi yang ditemui mengatakan, apabila benar jalan rigid beton yang berada di Jorong Lubuk Besar dikerjakan pada Tahun 2017 melalui Dana Desa tersebut maka belum sewajarnya untuk dilakukan perbaikan, apalagi dilapis dengan aspal hotmix.

Karena menurutnya, jalan tersebut belum cukup usianya 3 tahun dan masih merupakan aset negara.

Tapi karena menurut pengakuan Walinagari, jalan rigid beton tersebut dikerjakan pada Tahun 2015, Dinas PU kembali menganggarkannya untuk dilakukan mengaspalan hotmix sepanjang 200 meter Tahun 2019 ini, jelasnya lagi.

Selain itu, instansi terkait lainnya seperti Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melalui Kepala Dinas-nya Abdi Ambri melalui telepon selulernya mengatakan, apabila jalan rigid beton tersebut dikerjakab pada Tahun 2017, belum sewajarnya dilakukan pengaspalan lagi.

Apalagi dananya tumpang-tindih. Untuk itu, Ia dalam waktu dekat akan melakukan kroscek kelolasi tersebut, jelasnya.

Ditempat tempat terpisah salah seorang tokoh masyarakat Kenagarian Lubuk Besar H. Rahman juga mengatakan, jalan rigid beton di Jorong Lubuk Besar yang berada didepan rumanhnya tersebut memang dikerjakan pada Tahun 2017 yang lalu, bukan pada Tahun 2015.

Lebihlanjut dijelaskannya, dalam pelaksanaannya dulu dilakukan secara manual, mengaduk semen dengan cangkul.

Ia juga sudah menyarankan untuk dikerjakan menggunakan molen karena itu adalah kesepakata bersama sebelum pekerjaan dilakukan.

“Setelah Saya sarakan pakai molen, baru dibelinya molen kecil namun rusak sehingga tidak maksimal. Sampai sekarang masih ada bangkai molen tersebut,” tukuk Rahman.

Sementara Wali Nagari Lubuk Besar yang dihubungi melalui telepon selulernya dengan nada keras mengatakan, Semuanya sudah Ia komunikasikan dengan Kepala Dinas Perkebunan dan Pertanian Darisman.

Mengenai semua proyek yang Ia kelola dengan menggunakan Dana Desa tidak ada masalah.

“Jadi, kalau bapak mau beritakan, ya beritakan saja,” singkat Burhan.(nd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *