Proyek Misterius di SMKN2 Pulau Punjung Terkesan Dikerjakan Asal-jadi

DHARMASRAYA,KABARDAERAH.COM- Sepertinya ada proyek siluman yang tidak bertuan di lokasi SMKN 2 Pulau Punjung, Dharmasraya.

Tepatnya di Jorong Pasir Putih Kenagarian Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya.

Selain misterius karena tidak memakai plang identitas proyek, proyek tersebut juga terkesan dikerjakan asal-jadi.

Pasalnya, pekerjaan proyek untuk pasangan batu penahan tebing, dalam galian untuk tapak (pondasi) terkesan dangkal.

Selain itu, pasangan batu pada bagian bawahnya terlihat tidak memakai lantai dasar dari adukan beton sebagai penahan pasangan batu tersebut.

Dan adukan spasi adukan beton antara material batu dengan material batu lainnya juga terlihat sangat tipis.

Drs. Yardi Salfi, M.Pd, Kepala Sekolah SMKN 2 Pulau Punjung sewaktu di hubungi melalui telpon selulernya membenarkan adanya pekerjaan proyek pemasangan batu pandasi untuk penahan tebing.

Namun, siapa rekanan kontraktor yang melaksanakan kegiatan tersebut, Ia tidak mengetahuinya.

Lebihlanjut Ia menjelaskan, pekerjaan tersebut merupakan Pokir (Pokok Pikiran) salah seorang anggota dewan provinsi dari Partai Golkar, namun Ia juga tidak mengetahui secara jelas nama anggota dewan tersebut.

Dijelaskannya lagi, karena berada dilokasi sekolah, pekerjaan tersebut tentu dibawah pengawasan Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar.

Yang sering melihat proyek itu di lapangan adalah Yudi Ilham, tapi kalau masalah nama perusahaan yang mengerjakannya Ia tidak tahu, jelasnya.

Namun yang jelas, siapapun yang mengerjakannya, pihak sekolah berharap pekerjaan tersebut bermutu dan tahan lama. Tidak dikerjakan asal-jadi, pintanya.

Di tempat terpisah Yudi membenarkan Ia sebagai kontraktor pelaksananya. Mengenai plang identitas proyek memang belum ada karena kontrak kerjanya belum siap.

Kepala Jorong Pasir Putih yang akrap disapa Mak Dul mengatakan, untuk meletakan material batu tersebut tidak mengunakan tenaga manusia tapi memakai alat berat.

Itu menurutnya karena material batu yang diletakan berukuran sangat besar sehingga tidak bisa diangkat oleh tenaga manusia.

Material batu tersebut lamgsung disusun didalam galian pondasi tersebut, kemudian langsung disiram dengan adukan pasir dan semen. Seperti ketupat yang diberi kuah sate, namun bagian bawahnya tidak merata.

Meskipun begitu tentu, Ia juga kurang mengerti tentang cara kerjanya karena kurang paham konstruksi, jelasnya lagi.

Menanggapi hal tersebut, Ketum LSM ACIA, Darwin, SH dalam waktu dekat akan mengambil data-data tentang pekerjaan proyek penahan tebing di SMKN 2 tersebut.

Semua itu dalam upaya melengkapi berkas untuk membuat laporan ke pihak penegak hukum.

Karena menurutnya, pekerjaannya kurang bermutu alias tidak mengacu kepada spek yang ada, itu ada indikasi korupsinya, terangnya lagi.(arp/dtk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *