OPINI  

Menolak PEMIRA UIN IB Padang

 

Oleh: Bung Jalal Alfarizi

Mahasiswa UIN IB Padang.

Salam….”MAHASISWA”

Di kabarkan Sebentar lagi kampus UIN IB Padang akan menggelar kontestasi demokrasi. eksekutif dan legislatif mahasiswa universitas Yang dipilih secara langsung sebagai bentuk dari demokrasi. BPUM yang baru saja didirikan dan dilantik oleh Wakil Rektor 3 (WR3) sebagai penyelenggara PEMIRA (Pemilu Raya) yang akan dilangsungkan pada 19 Desember 2019 ini di kampus kita tercinta.

Pertanyaannya kenapa BPUM yang menjadi penyelenggara Pemira kali ini? Bukankah Pemira dilaksanakan oleh SEMA- U sesuai dengan keputusan Rektor tahun 2017.

Disini kita bisa lihat dan saksikan kebobrokan dari WR 3 yang mengatakan SEMA- U “gagal” dalam menjalankan tugasnya.

Padahal salah satu tugas WR 3 adalah membina lembaga mahasiswa, berati WR 3 juga “gagal” menjalankan tugasnya selama ini yang mana tidak mampu membina Sema- U yang sudah mati suri?

Entahlah…!! bisa kita nilai sendiri.

Tapi yang lebih parah lagi pada saat ini bisa kita lihat juga bahwa WR 3 ingin mengintervensi Pemira pada tahun ini sangat tinggi. Salah satu buktinya calon Presma atau Wakil Presma dan ketua Sema-U harus mendapat rekomendasi dari WR 3 yang penyelenggara oleh ketua BPUM.

Tentu jelas siapa yang dekat dengan WR 3 yang akan mendapatkannya.

Rasanya itu bukanlah suatu keadilan dan sebuah demokrasi dari tatacara Pemira itu dilaksanakan. Setiap mahasiswa aktif di kampus ini memiliki hak yang sama, dan berhak maju menjadi pemimpin di lembaga kampus ini, bukan hanya mahasiswa yang dekat dengan WR3 saja. Atau lebih jelasnya yang memiliki kepentingan dengan WR3 saja. Bukankah begitu?

Belum lagi yang menjadi inisiator berdirinya BPUM adalah salah satu pengurus Dema- u yang selama ini tidak jelas keberdaannya. Sebut saja nama kerennya “Dilan” alias Leon cs, selama ini menjadi salah satu dari inisiator berdirinya aliansi mahasiwa pembela rektor beberapa bulan lalu. sehingga ide dan gagasannya dalam mendirikan BPUM sangat didukung dan disetujui oleh Rektor dan WR 3.

Bisa di katakan Dema-U itu muncul saat di butuhkan saja, tapi tak tau dimana rimbanya.

Jangan sampai mahasiswa peduli Rektor saja yang balik di pedulikan oleh Rektor. Kita mahasiswa memiliki hak yang sama di kampus UIN IB Padang ini.

Beberapa kejanggalan- kejaggalan yang terlihat, berdirinya BPUM ala leon Cs.

Pertama tidak ada kejelasan atas dasar apa didirikannya dan yang menjadi iniasiatornya tidak jelas serta tidak melibatkan HMJ, Senat dan Dema Fakultas, tiba-tiba sudah lahir saja BPUM ini.

Kedua BPUM dilantik pada tanggal 03 Desember 2019. Namun sudah memulai sosialisasi Pemira sejak tanggal 27 november 2019. Di mana letak wewenangnya untuk mensilosialisasikan sebelum dilantik?

Ketiga, adanya keinginan yang tinggi oleh WR 3 untuk mengitervensi Pemira pada tahun ini, serta menghilangkan kinerja Sema- u sebelumnya atas kebobrokan WR 3 yang tidak bertanggung jawab.

Selanjutnya, tidak adanya sosialisasi, worshop atau sejenisnya dalam mensosialisasikan Pemira secara jelas oleh BPUM sebagai penyelenggara.

Kemudian BPUM menjadi ladang subur untuk kepentingan pribadi atau sekelompok para penjilat yang mengatakan ingin memperbaiki Lembaga Mahasiwa serta siap menjadi penyambung aspirasi mahasiwa. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *