Proyek PJN II Sumbar Mangkrak, Masyarakat Demo Mess PT. Putra Ciptakreasi Pratama

DHARMASRAYA,KABARDAERAH.COM- Mess Kontraktor Pelaksana Pekerjaan Pelebaran Jalan Nasional di Kabupaten Dharmasraya, PT.
Putera Ciptakreasi Pratama, Kamis (09/01) didemo ratusan masyarakat.

Masyarakat melakukan demo karena proyek tersebut dalam pelaksanaannya terindikasi mangkrak dan asal-jadi.

Dalam pelaksanaannya, pihak Kontraktor Pelaksana selalu mendapat kutukan dari warga di Kenegarian Empat Koto, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya.

Pasalnya, proyek tersebut telah banyak menelan korban kecelakaan dan parahnya lagi juga membuat pedagang yang berada dipinggir jalan tidak dapat berjualan lagi.

Itu terjadi karena jalan yang telah digali tidak diselesaikan pekerjaannya oleh pihak kontraktor.

Dedi, salah seorang pedagang buah-buahan mengatakan, Ia sudah lima bulan tidak berjualan karena adanya proyek tersebut karena jalan yang digali tidak diselesaikan.

Sekarang Ia terpaksa menutup warungnya dan beralih profesi menjadi kuli bangunan.

Sementara itu, Agung Setiawan sebagai Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Propinsi Sumbar terkesan tutup mata karena telah beberapa kali dihubungi melalui telepon selulernya tidak ada respon.

Sementara itu, Ali Luis, Aditi Kontrol PT. Putera Ciptakreasi Pratama yang ditemui waktu demo tersebut mengatakan, pekerjaan ini terlambat dikarenakan pencairan dananya yang terlambat dari instansi terkait.

Selain itu juga karena mereka sedang menunggu kiriman Aspal Curah dari Medan, terangnya.

Untuk pengaspalan yang seharusnya menggunakan Asphalt Mixing Plan (AMP-red), perusahaan mereka tidak punya, mereka memakai AMP PT. MKS yang berada di Muaro Bungo, jaraknya lebihkurang 100 KM dari lokasi pekerjaan, jelasnya lagi.

Lebihlanjut dijelaskannya, Ia hanya sebagai orang kepercayaan dari perusahaan, sebaik pihak yang merasa perlu penjelasan menghubungi Suparman selaku Ditektur Perusahaan.

Tambah Ali Luis, pekerjaan pelebaran jalan ini sesuai dgn Keppres dilakukan penambahan waktu selama 50 hari terhitung semenjak 1 Januari 2020.

Seperti yang diberitakan belum lama ini, banyak indikasi penyimpangan dan pelanggaran yang terjadi pada Pekerjaan Pelebaran Jalan Dharmasraya, Propinsi Sumbar yang dikerjakan oleh PT. Putera Ciptakreasi Pratama.

Tampaknya dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut adanya indikasi pembiaran atau kurangnya pengawasan.

Karena belum lama ini, tepatnya di Simpang Empat Koto Baru, Dharmasraya, Kamis (12/12) sekitar jam 15.30 WIB pihak kontraktor melakukan pengaspalan di saat hari hujan.

Agung Setiawan selaku Satker PJN II Propinsi Sumbar juga terkesan tutup mata karena telah beberapa kali dihubungi tidak pernah ada tanggapan.

Selain itu, untuk pekerjaan sayap kiri dan sayap kanan jalan sudah dimulai penggalian tapi sangat disayangkan, sampai saat ini terkesan tidak dilakukan lanjutan pengerjaannya alias mangkrak. Padahal, Tahun Anggaran 2019 tinggal beberapa hari lagi.

Beberapa masyarakat yang berdomisili didaerah tersebut merasa sangat dirugikan, karena sekarang tidak bisa melakukan aktifitasnya berjualan untuk mencari nafkah.

Erman, Perwakilan LSM ACIA untuk daerah Dharmasraya mengatakan, sangat disayangkan pihak-pihak terkait tutup mata dalam adanya indikasi penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek tersebut.

Apalagi, pengaspalan yamg dilakukan pada hari hujan dan itu Ia saksikan sendiri. Pihak kontraktor dilapangan melakukan pengasapalan disaat hari hujan, terangnya.

Dijelaskannya, apabila pengaspalannya dilanjutkan saat hari hujan, tentu antara lapisan dasar tidak akan menyatu dengan aspal yang akan dihampar.

Seharusnya pihak kontraktor sebelum melakukan pengaspalan harus melakukan pengeringan dan pembersihan dengan menggunakan Kompresor Udara (Airman-red). Tapi hal tersebut diabaikan, tukuk Erman.

Menurut Maryadi, SE, Ketua PWI Dharmasraya, memang masyarakat pernah menanyakan kepadanya mengenai sebuah mobil bermerek sebuah media yang selalu mondar mandir di lokasi proyek.

Mobil tersebut menurut masyarakat digunakan untuk membawa logistik minyak yang akan digunakan alat berat di proyek pelebaran jalan itu.

Minyak yang dibawa adalah Solar subsidi yang dibeli di SPBU, seharusnya mereka menggunakan Solar Industri, tegasnya.

Selain itu, Ia juga mendengar rumor di Masyarakat yang mengatakan bahwa ada oknum wartawan yang telah ‘membeking’ pekerjaan proyek.

Untuk itu Ia telah membuat Laporan kepada Kapolres Dharmasraya Apabila itu benar terjadi, ada penggunaan Solar Subsidi untuk proyek tersebut, agar ditangkap, jelas Maryadi.

Proyek di Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jendral Bina Marga, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Propinsi Sumatera Barat.

Tepatnya, Pekerjaan Pelebaran Jalan Dharmasraya, Propinsi Sumbar yang dikerjakan oleh PT. Putera Ciptakreasi Pratama dengan No Kontrak : KU.0808/KTR.04.PPK-2.2-PJN.II/VII/2019 Tanggal 1 Juli 2019

Dengan nilai Kontrak Rp. 24.301.882.000,-, PT. Puri Dimensi sebagai Konsultan Pengawas, dan Masa Pelaksanaan selama 240 hari kalender.

Yang juga menjadi pertanyaan disini adalah untuk pekerjaan pengaspalan jalan karena perusahaan Pemenang Lelang (PT. Putera Ciptakreasi Pratama-red), sepengetahuan kabardaerah.com bukan perusahaan asli daerah yang AMP (Asphalt Mixing Plant-red) tidak berada dilokasi tersebut. Karena untuk wilayah tersebut perusahaan yang mempunyai AMP adalah PT. UHA/PT.DKB, PT. CTA, PT. PPS/PT. Tri Jaya dan PT. Rimbo Paraduan yang sekarang tidak aktif lagi.

Dalam pelaksanaannya dilapangan terindikasi pekerjaan tidak sesuai yang diharapkan, baik mengenai kualitas spek pekerjaan maupun molornya masa pelaksanaan.

Karena waktu kabardaerah.com meninjau kelapangan di Koto Baru, Dharmasraya, bobot pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor pelaksana tampaknya belum banyak.

Hanya terlihat pekerjaan minor saja seperti pemasangan batu untuk penahan bahu jalan.

Itupun dalam pelaksanaanya dilapangan juga terindikasi dilakukan asal-jadi dan terjadi pengurangan mutu, padahal dalam Plang Identitas Proyek dituliskan ‘KAMI PEDULI MUTU DAN WAKTU’.

Untuk pasangan batu tersebut dilapangan terlihat hanya material batu yang disusun, sedangkan adukan semen untuk menyatukan material batu tersebut sangat tipis sehingga diragukan kekuatannya.

Bukan itu saja, dilapangan untuk material adukan semen tersebut juga tidak terlihat alat takar yang menjadi pedoman untuk membuat adukan tersebut. Jadi berapa perbandingan untuk material pasir, air dan semen tidak jelas.

Waktu dikonfirmasikan kepada Agung Setiawan selaku Ka.Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Propinsi Sumatera Barat mengatakan, mengenai AMP perusahaan tersebut sekarang sedang dibahas.

Jadi tampaknya berdasarkan keterangan dari Agung Setiawan selaku Ka.Satker sampai sekarang belum jelas AMP mana yang akan diminta bantuan untuk menyediakan material aspal untuk pekerjaan pengaspalan.

Jadi terkesan masih siluman. Yang menjadi pertanyaan, waktu memasukan penawaran dulunya, PT. Putra Ciptakreasi Pratama meminta dukungan ke AMP mana? Atau telah terjadi manipulasi dalam memenuhi persyaratan lelang karena dalam persyaratannya diharuskan memiliki AMP atau mendapat dukungan AMP yang berada didaerah tersebut.

Lebihlanjut dikatakan Agung setiawan, mengenai informasi yang telah diberikan kabardaerah.com, Ia mengucapkan terima kasih dan akan diteruskan kepada PPK untuk diperbaiki serta ditindaklanjuti dilapangan sehingga kedepanya menjadi lebih baik. (Arp/Afi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *