Masyarakat Sungai Aur Minta Perbaikan Jalan dan Jembatan

PASBAR,KABARDAERAH.COM- Diusia yang ke-16 Tahun, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) yang sering disebut “Negeri Petro Dolar”, ternyata masih menyisakan segudang masalah.

Cita-cita pemekaran Pasbar Tahun 2004 silam bertolak belakang dengan kenyataan yang dirasakan sebagian masyarakat saat ini.

Seperti yang dialami oleh Masyarakat Jorong Sikilang, Nagari Sei Aur, Kecamatan Sungai Aur sekarang ini.

Hingga memasuki 75 tahun bangsa merdeka, ternyata akses jalan ke pemukiman masyarakat tersebut belum terhubung lancar.

Mereka terpaksa menggunakan alat penyeberangan sungai sederhana yang sangat rawan keselamatan demi menuju akses keluar kampung mereka.

Parahnya, keluhan mereka kerap disampaikan kepada pemerintah, akan tetapi hal tersebut seolah tidak ditanggapi secara serius oleh Pemkab Pasaman Barat.

Ketua Aliansi Masyarakat Bersatu Pasaman Barat (AMB) Yuheldi Nasution, Selasa (21/01) di Simpang Empat mengatakan, kondisi jalan menuju Sikilang memang tergolong memprihatinkan.

Selain jalan yang sepi ditengah perkebunan milik perusahaan, kondisi jalan tersebut bergelombang dan berlobang.

Apalagi pada musim hujan, akses jalan sulit untuk di tempuh masyarakat, jelasnya.

Selain itu jembatan sebagai akses jalan alternatif menuju Sungai Aur juga tidak layak untuk dilalui karena kondisi jembatan yang mengkhawatirkan akan dapat menelan korban jiwa apabila hal tersebut terus dibiarkan.

“Kita sangat kecewa dengan Pemerintah Daerah Pasaman Barat, seolah-olah tidak peduli terhadap Jorong Sikilang. Sebatas yang kita ketahui, serapan Dana APBD Pasaman Barat untuk membangun akses jalan dan jembatan menuju Sikilang masih sangat minim. Bahkan boleh dikatakan pada periode Bupati lima tahun belakang ini belum ada menyentuh, padahal Sikilang adalah bagian dari Pasbar,” keluhnya.

Nedi, salah seorang masyarakat Sikilang mengatakan, ia merasa sangat kesal dengan tidak adanya kepedulian pemerintah daerah untuk membangun akses jalan dan jembatan yang setiap harinya dilalui oleh masyarakat.

“Sulitnya akses jalan tersebut untuk ditempuh dibuktikan dengan adanya bayi meninggal dunia dalam kandungan dan pasien yang meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Korban tidak dapat diselamatkan pada saat itu karena terlambat dalam mendapatkan penanganan dirumah sakit, dikarenakan akses jalan yang buruk berlobang dan begelombang,” pungkasnya.

Ditambahkan, di samping jalan buruk, berlobang dan bergelombang, kondisi tersebut diperparah dengan jembatan penyeberangan yang menghkawatirkan.

Karena apabila masyarakat ingin menyeberang, yang menggunakan kendaraan maka jalan satu-satunya kendaraan masyarakat harus dinaikkan keatas Ponton.

“Disisi lain, jarak tempuh dari Sikilang menuju pusat Kabupaten Pasbar sekitar 30 Kilometer dan memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan dengan kondisi jalan saat ini,” pungkasnya.

Ia berharap, semoga pemimpin kedepannya siapapun orangnya dapat peduli dan memprioritaskan pembangunan pada daerah terpencil agar tidak ada lagi menimbulkan korban jiwa. (Rizal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *