Manjapuik Nan Tatingga, Dalam Bingkai Silaturrahmi.

Sawahlunto-Disela kesibukannya Maivyta sebagai istri dari Walikota Sawahlunto, Deri Asta SH ada rasa rindu dan kangen untuk merajut kembali silsilah kakeknya, keluarga besar Alm Muhamad Radja Ketjil asal Silungkang Sawahlunto.

Betapa tidak, bak gayung bersambut ternyata keinginan ini, merupakan keinginan bersama untuk bisa berkumpulnya dari keluarga besar Muhammad yang berada di Silungkang, Sawahlunto dan Maivyta merupakan salah satu bagian dari keluarga besar, saat ini.

Karena Maivyta merupakan “ujuang omeh” orang Silungkang atau persisnya, Husman Muhammad, sang ayah (Guguak, Bukittinggi) merupakan anak buah atau babako ke Silungkang sementara ibunya Maivyta berasal dari Nagari Padang Sibusuak.

Maivyta bersama suaminya, Deri Asta dan Ambun Kadri Yulson bersama suami (Silungkang) serta Camat Silungkang Supar MSi dan para kerabat terkait, melakukan pertemuan Silaturrahmi terbatas, di rumah besar keluarga ini atau tepatnya rumah keluarga besar Asri Rukun.

Karena kita ketahui, Asri Rukun merupakan keponakan kandung dari Muhammad Radja Ketjil dan sekaligus melihat kuburan Muhammad Radja Ketjil, yang berada di depan rumah besar keluarga ini di kawasan Surau Palo, Dusun Stasiun, Desa Silungkang Tigo, Kota Sawahlunto.

“Jadi batambah dunsanak ambo di Silungkang,” ungkap Deri Asta, yang merupakan Walikota Sawahlunto dengan mata berbinar saat melakukan komunikasi telpon, dengan H Asri Rukun atau keponakan kandung dari Muhammad Radja Ketjil (matrilinial), yang saat ini bermukim di Jakarta.

Luar biasa dan alhamdulillah, kekuatan persaudaraan ini akan mengantarkan keberkahan dan kami turut bangga serta haru melihat silaturrahim dengan keluarga besar Muhammad Radja Ketjil atau di Sawahlunto beliau biasa dipanggil saat itu, Ongku Omeh, yang lahir di Silungkang pada tahun1898, karena menjadi penjual emas di Pasar Remaja Sawahlunto dan sukses serta berkembang keseluruh Nusantara.

Beliau lahir di Silungkang pada tahun 1898 dan wafat pun di Silungkang pada 11 Agustus 1975, dengan meninggalkan 16 orang anak dari 8 orang istri, yang istimewanya mereka tetap dapat hidup secara rukun, berdampingan dan saling mengunjungi.

Pada saat pertemuan Sabtu siang (21/8), dijelaskan oleh Irland Muhammad bahwa menurut data base yang pernah dibuat oleh keluarga Muhammad ini di Jakarta beberapa tahun lalu (2015), saat itu sudah terdata secara keseluruhan termasuk dengan yang terkait dengan Muhammad Radja Ketjil sekitar 500 jiwa dengan mayoritas berada di perantauan.

Sementara itu, yang berada dan berdomisili di Silungkang Sawahlunto saat ini, sekitar 20 jiwa dengan rincian, 6 orang diantaranya merupakan cucu kandung, dari Muhammad Radja Ketjil, termasuk Maivyta Deri Asta. (Fdm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *