Pemko Sawahlunto Akan Menyelamatkan Berbagai Naskah Kuno Yang Ada di Tengah Masyarakat

Sawahunto merupakan sebuah kota tua yang memiliki sejarah panjang. Dengan warga masyarakatnya yang multi etnis, sedari dulu kala tentunya menyimpan berbagai naskah-naskah/manuskrip kuno yang tersimpan dan tersembunyi di tengah masyarakatnya.

Untuk upaya itu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sawahlunto menggelar kegiatan Sosialisasi Pelestarian Naskah Kuno pada bulan lalu atau tepatnya kamis (30/9), guna membangun kesadaran masyarakat dan mengajaknya untuk bekerjasama guna penyelamatan, men-digitalkan serta mendaftarkan naskah kuno yang masih tersimpan.

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unand Padang, Pramono MSi PHD yang sejak tahun 2000 lalu, telah aktif melakukan penyelamatan berbagai naskah kuno. Pramono mengatakan bahwa, Sumatera Barat (Minangkabau) masa lalu diketahui memiliki banyak intelektual dan para ulama yang menjadikan surau sebagai pusat transfer ilmu, pusat penulisan naskah.

Dari ratusan naskah kuno yang berhasil diselamatkan di Sumatera Barat, umumnya ditemukan di surau-surau tua dan beberapa keluarga, yang secara sosio-kultural dipandang sebagai keturunan raja.

Beberapa naskah kuno bahkan ada yang ditemukan secara tersembunyi, di pagu (plafon) atap surau atau tersimpan seperti di dalam lemari, peti kayu yang sudah tersimpan lama bahkan hingga ratusan tahun.

Dari manuskrip yang ditemukan diberbagai tempat atau surau, naskah tersebut berisi tentang berbagai hal, mulai dari ilmu agama, mengenai pengobatan tradisional, karya sastra, sejarah bahkan ilmu retorika dari para diplomat asal dari Minangkabau.

Naskah kuno merupakan jembatan penghubung antara masyarakat dengan kebudayaan masa lampau. ”Apabila naskah-naskah ini penting pada masa lampau, maka logikanya juga akan sangat penting pada masa sekarang. Karena peradaban manusia, pada dasarnya tidak ada yang berubah kecuali hanya ruang dan waktunya yang berubah,” ujar Pramono saat menjadi narasumber sosialasi Naskah Kuno di Perpustakaan Adinegoro Kota Sawahlunto (30/9).

Sementara itu, Walikota Sawahlunto Deri Asta SH mengajak warga masyarakat Sawahlunto untuk dapat bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam melakukan proses penyelamatan Manuskrip Kuno, dengan cara atau jalan, melaporkan keberadaan manuskrip tersebut kepada instansi terkait, seperti perpustakaan Sawahlunto.

Pemerintah Sawahlunto akan melakukan penyelamatan manuskrip kuno dengan cara, men-digitalkan naskah yang telah ditemukan. Dengan adanya digitalisasi naskah dan isinya, tentunya hal ini bisa diselamatkan dari ancaman kehilangan atau mungkin ada pesan di dalamnya, yang bisa diwariskan kepada generasi saat ini maupun generasi Sawahlunto mendatang.

Saat ini, Perpustakaan Umum Sawahlunto telah memiliki cukup banyak koleksi buku dan juga berbagai karya novel dari para penulis nasional. Begitupun, Perpustakaan Umum Sawahlunto saat ini dengan bangga mempersembahkan koleksi berbagai novel best seller, karya penulis Sawahlunto, Desi Kirana Aza dan Muhammad Muhsin Lahajji.

Lewat karya novelnya, kedua penulis lokal ini menulis untuk berbagi kisah, sekaligus dijadikan sebagai sarana menghibur dan menginspirasi. Melalui sebuah novel, para penulis kreatif ini mencoba untuk memperkenalkan khasanah budaya lokal, kepada dunia luar.

Dan pada hari dan waktu yang hampir bersamaan, istri Wawako Sawahlunto Neldaswenti Zohirin, yang juga merupakan anggota DPRD Kota Sawahlunto, pada hari itu (30/9) saat berkunjung ke perpustakaan ini karena ingin menyerahkan beberapa koleksi bukunya, yang diperuntukan bagi Perpustakaan Umum Sawahlunto.

Neldaswenti Zohirin, pada kesempatan itu menyumbangkan sebuah buku, dengan judul Baranangsiang, buah karya Yan Lubis. Buku ini mengisahkan tentang kehidupan para mahasiswa/i endonan ( pendatang ) di Institut Pertanian Bogor ( IPB ) pada dekade tahun 1972 – 1980 dan Neldaswenti sekaligus, merupakan salah seorang almamnus dari kampus IPB Bogor tersebut.

Kisah yang tertuang dalam buku ini sangat inspiratif dan dapat dipetik banyak pelajaran bagi generasi muda atau generasi penerus.

Dengan cukup lengkapnya koleksi buku yang ada saat ini di Perpustakaan umum Sawahlunto, kiranya dapat memotivasi semua kita, utamanya para pelajar atau para pengunjung perpustakaan, untuk menjadikan IPB Bogor yang merupakan kampus terbaik no 2 di Indonesia versi Webometrics 2021 sebagai pilihan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Selain Perpustakaan Adinegoro, Sawahlunto juga punya Perpustakaan Muhammad Yamin di daerah Talawi. Teruslah berkarya, utamanya para penulis muda Sawahlunto dengan berbuat dan menginspirasi bagi seluruh warga masyarakat Kota Sawahlunto, hendaknya. (Fdm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *