Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem Lisda Hendrajoni Minta Kebijakan Untuk Vaksinasi Harus Serius

JAKARTA, KABARDAERAH,- Kebijakan Pemerintah khususnya SKB 4 Menteri, terkait dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% di sekolah menuai pro dan kontra. Hal ini terkait dengan capaian vaksinasi yang masih rendah dari target di sejumlah daerah di Indonesia, serta varian Omnichron yang sudah mulai masuk ke Indonesia.

Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem Lisda Hendrajoni, menilai kebijakan tersebut seharusnya dijalankan dengan sungguh-sungguh memperhatikan kondisi riil yang ada di masyarakat dan tidak terkesan ada pemaksaan, karena keselamatan anak yang paling utama.

“Kalau memang harus kembali (PTM) silahkan saja. Namun harus diperhatikan kondisi riil di lapangan nya. Jangan sampai daerah yang masih rendah capaian vaksinnya dipaksakan, sehingga nanti menimbulkan cluster-cluster baru lagi, karena kita masih belum terlepas dari Pandemi dan keselamatan anak tetap yang utama,” ujar Anggota Komisi VIII tersebut.

Lisda juga berharap peran dari sekolah agar berkoordinasi dengan para komite dan wali murid, untuk menentukan
kehendak para orangtua maupun para siswa yang belum siap mengikuti PTM, sehingga tidak ada pemaksaan.

“Jadi jangan ada pemaksaan kepada orang tua atau pun para siswa dengan ancaman-ancaman dianggap bolos jika tidak ikut PTM. Sehingga pelaksanaan SKB empat menteri tidak memicu kegaduhan akibat kesalahpahaman antara pihak sekolah dan orangtua murid yang belum siap mengizinkan anak mereka mengikuti PTM,” terang Politisi Sumatera Barat tersebut.

Lisda menambahkan, bahwasanya pemberlakukan PTM 100% bertujuan untuk menyelamatkan anak didik dari ketertinggalan pelajaran (learning loss) akibat pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama hampir dua tahun terakhir.

Namun harus dengan mempertimbangkan sejumlah hal, termasuk kondisi psikologis orangtua yang belum siap mengizinkan anak mereka untuk mengikuti kegiatan PTM di sekolah karena masih khawatir tertular covid-19.

“Sekali lagi yang terpenting keselamatan bagi anak. Masih banyak orang tua diluar sana, yang tidak ingin anaknya tertular Covid-19, apalagi dengan peristiwa pandemi yang menimbulkan kematian ratusan ribu jiwa di Indonesia, tentu saja masih meninggalkan trauma bagi para orang tua. Jadi jangan paksakan orang tua untuk menyuruh anaknya mengikuti PTM,” tegasnya.

(Efrizal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *