Kemacetan Mudik Lebaran RI, Tidak Hanya Sumatera Barat yang Macet

Ditulis Oleh  :  Labai Korok Piaman

 

Perantau pulang kampung terjebak macet dibeberapa titik di Sumatera Barat. Melalui postingan di Media Sosial (Medsos), Group WhatsApp semuanya mengeluhkan dan mengutuk-ngutuk dengan ada kemacetan tersebut. Macam-macam ocehan yang Penulis pun senyum-senyum membacanya.

Apalagi komentar antara cebong dan kadrun tentang tema kemacetan dan jalan tol, bisa-bisa makin nampak kelucuan yang keluar dari ocehan mereka dengan tidak memakai logikan tersebut, terkadang asal tulis, asal komentar, intinya Kepala Daerah gagal, Presiden gagal, begitulah bunyinya.

Perlu dipahami bahwa lebaran tahun 2022 ini disemua Provinsi (Kabupaten dan Kota) di Pulau Jawa dan Sumatera mengalami kemacetan, tidak peduli dipropinsi tersebut sudah memiliki akses jalan tol lintas Jawa, jalan tol lintas Sumatra, lintas-lintas dan lainnya.

Media asing pun menulis kondisi macetnya saat lebaran di Republik Indonesia (RI) ini. Bacaan penulis tercatat, kepadatan kendaraan terjadi di beberapa ruas utama Jalan Tol Trans Jawa, Jalan Tol Sumatra, juga Pelabuhan Merak, pelabuhan lain.

Fenomena macet itu nyatanya juga mendapatkan sorotan dunia. Ada beberapa media asing yang ikut memberitakan terkait kemacetan panjang yang dialami para pemudik di daerah Sumatra dan Jawa itu.

Media Reuters menyoroti panjangnya kemacetan arah keluar kota Jakarta yang mencapai 10 km, menunggu berjam-jam, bisa puluhan jam bisa lolos dari kemacetan.

Kantor berita yang berpusat di London itu menyebutkan juga tingginya antusiasme pemudik yang untuk berlebaran di kampung halaman pada tahun ini terjadi.

Dari Amerika Serikat (AS), media Bloomberg mengabarkan meledaknya permintaan perjalanan selama periode lebaran ini. Mereka menyebutkan juga bahwa mudik merupakan salah satu migrasi tahunan manusia terbesar di dunia, itu ada di Indonesia.

“Sektor transportasi akan menjadi penerima manfaat utama ketika sekitar 85 juta orang pergi ke beberapa provinsi,” tulis media yang berpusat di New York itu.

Sementara itu, dari Asia, Channel News Asia melaporkan juga terjadi peningkatan pemudik di tahun ini akibat pelonggaran Covid-19. Pelonggaran ini, tulis kantor berita Singapura itu, diambil karena turunnya kasus Covid-19 dan sudah mulai tingginya angka vaksinasi.

“Tetapi ketika kasus Covid-19 berkurang dan lebih banyak orang divaksinasi, pihak berwenang memutuskan untuk mengizinkan tradisi mudik tahunan, yang dikenal di Indonesia sebagai mudik, tahun ini”.

Menurut penulis masalah kemacetan bukan masalah Sumatra Barat saja yang belum sukses menyelesaikan jalan tol, tapi masalah kemacetan ini adalah masalah NKRI. Jadi mohon maaf jangan disalahkan Pemerintah soal kemacetan saat lebaran ini terutama diranah Minang.

Jika dilihat dari kemacetan lebaran tahun 2022 tersebut bisa disebabkan, karena banyak titik-titik mobil berhenti dipingir jalan, pemarkiranya tidak rapi namun centang-perenang yang menimbulkan mobil harus plan-plan dan gantian melewatinya seperti rumah makan, pemandian, pasar-pasar, keramaian dan lainnya.

Atau ada berefek ketika ada satu kendaraan yang berhenti di jalan menanjak atau tengah jalan. Kerusakan mekanis bisa terjadi akibat faktor internal dan eksternal. Untuk faktor eksternal seperti ban bocor lantaran terkena paku di jalan sehingga kendaraan harus berhenti di pinggir dan lalu lintas pun sedikit terganggu. Terlebih ketika yang berhenti adalah truk besar.

Ada juga penyebab mempengaruhi terjadinya kemacetan ialah keadaan lingkungan seperti cuaca atau bencana alam. Terjadinya hujan, kabut, banjir, bahkan hingga adanya badai dapat menghentikan perjalanan para pengemudi. Efeknya, kemacetan pun terjadi.

Terkadang, ketika hujan lebat turun, pera pengemudi akan lebih lambat dalam mengemudikan mobil dan berhati-hati. Efeknya, kendaraan di belakangnya pun akan melakukan hal yang sama. Maka, di titik persimpangan lampu merah bisa terjadi kemacetan meski tidak begitu panjang.

Memang ada juga jalan negara atau jalan utama perbaikan berkala belum selesai. Secara berkala, pemerintah daerah akan melakukan perbaikan pada infrastruktur jalan. Memperbaiki jalan-jalan yang rusak atau membangun infrastruktur baru untuk mencegah terjadinya kemacetan dimasa mendatang. Namun ini tidak terselenggarakan.

Terakhir ada kemacetan itu karena budaya, yang dimaksut disini adalah masyarakat memiliki hobi memakai kendaraan mobil, sepeda motor ketempat khusus, pada dasarnya mereka tersebut bisa berjalan kaki atau naik kendaraan lain. Namun karena budaya pamer dan pencitran itu tinggi akhirnya dipakai juga kendaraan yang menyebabkan kemacetan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *