Sebagian Petani Sawahlunto, Pada Saat Musim Kemarau, Justru Mampu Lakukan Panen

Sawahlunto-KABARDAERAH.COM.Sebagian petani Sawahlunto, terbukti cukup kreatif dan cerdas. Pada saat musim kemarau seperti saat ini, yang hampir melanda seluruh wilayah di Indonesia, membuat petani harus berinovasi dengan tidak memaksakan kehendak untuk tetap harus menanam padi. Karena kondisi cuaca saat ini, tidak memungkinkan untuk melakukannya, karena kurangnya pasokan air.

Sebagai pengganti, dilakukan dengan bertanam komoditi lain seperti jagung. Karena saat ini, jagung dinilai jauh lebih menguntungkan dari sisi ekonomis karena kurangnya resiko gagal panen, serta jika ditanam disaat kemarau seperti saat ini, sangat cocok karena tidak membutuhkan banyak debit air.

Hal tersebut, disampaikan oleh Walikota (Wako) Sawahlunto, Deri Asta SH pada Kamis siang (19/5) saat menghadiri kegiatan panen jagung, di Dusun Tanjung Sago, Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.

“Bertani zaman dulu, tentu berbeda dengan zaman sekarang. Zaman dahulu bertani mengandalkan pengalaman, sementara saat ini, harus ditambah dengan ilmu dan pengetahuan. Ilmu bisa didapat dari seluruh penyuluh pertanian yang ada, dan pengetahuan bisa didapat dari mana saja. Seperti dari BMKG yang telah menyebutkan sampai akhir tahun akan terjadi kemarau berkepanjangan. Dengan mengkolaborasikan pengalaman, ilmu dan pengetahuan, maka petani dapat mengurangi resiko kerugian, akibat gagal panen dengan mencari alternative komoditi lain, untuk ditanam dan cocok dengan iklim pada saat ini,” ujar Wako Sawahlunto Deri Asta dalam sambutannya.

Wako Deri Asta, juga sangat mengapresiasi kepada Kelompok Tani Usaha Mandiri, Desa Batu Tanjung, Talawi. Karena, telah mampu dan memanfaatkan lahan pekarangan yang sebelumnya hanya untuk tumbuhnya rumput liar, saat ini telah mampu dimamfaatkan secara maksimal dengan menanam jagung, untuk menambah penghasilan keluarga.

“Pemikiran dan inovasi yang luar biasa ini, sungguh dan patut kita apresiasi. Dengan memamfaatkan lahan pekarangan secara maksimal, hasilnya mampu untuk menambah pemasukan bagi ekonomi keluarga. Dan dilihat dari hasilnya, dipastikan semua kita semua ingin bertanam jagung. Dengan 1 hektar lahan, dapat dimaksimalkan untuk memanen kurang lebih 7,8 ton jagung. Jika harga jagung pipilan ditingkat petani saat ini, Rp. 5.200/kg maka keuntungan kotor yang didapat petani sekali panen, selama 4 bulan, sebesar Rp. 40.560.000,” ungkap Wako Sawahlunto yang didampingi Kadis Pertanian.

Data kebutuhan akan pakan ternak di Kota Sawahlunto saat ini, sangat tinggi sehingga untuk Kota Sawahlunto sendiri, belum tercukupi. Para peternak harus membeli kedaerah lain. Dan hal ini, menurut Deri Asta sebuah peluang yang harus dimanfaatkan petani secara maksimal. Dengan adanya pasar yang tinggi maka petani tidak perlu risau apakah jagung yang ditanam akan mengalami kerugian akibat tidak terjualnya hasil dari panen jagung yang ada.

Deri Asta berharap agar panen jagung oleh Kelompok Tani Usaha Mandiri, Desa Batu Tanjung ini dapat hendaknya menjadi contoh bagi daerah atau desa lainnya di Kota Sawahlunto. Untuk itu, diperlukan kelompok tani, dan jika belum ada kelompok tani, maksimalkan potensi lahan pekarangan yang ada dengan bertanam jagung sebagai alternative pakan ternak yang harganya semakin tinggi dari waktu ke waktu.

Dan khusus bagi penyuluh pertanian, agar dapat lebih giat lagi memberikan ilmu serta pendampingan kepada para petani, sehingga para petani tidak hanya mengandalkan pengalaman, namun juga berdasarkan ilmu yang tepat guna. (Fdm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *