Bupati Hendrajoni Eksplorasi Budaya Minangkabau melalui Festival Langkisau

 

PESISIR SELATAN, KABARDAERAH – Kabupaten Pesisir Selatan kembali bergeliat dengan semangat budaya. Festival Langkisau 2025 resmi dibuka oleh Bupati Hendrajoni dalam sebuah acara spektakuler di Pantai Carocok Painan, Senin (14/4/2025).

Festival yang menjadi puncak peringatan Hari Jadi ke-77 kabupaten ini tak sekadar pesta rakyat.

melainkan sebuah gerakan pelestarian warisan leluhur sekaligus penggerak ekonomi kreatif.

“Dulu, Langkisau hanya dianggap sebagai festival biasa. Kini, ia menjelma menjadi simbol kebanggaan kita,” ujar Hendrajoni di hadapan ribuan masyarakat yang memadati lokasi.

Dengan balutan busana tradisional Minang, sang bupati menegaskan bahwa Langkisau adalah bukti nyata komitmen Pesisir Selatan menjaga identitas budaya di tengah derasnya modernisasi.


Selama enam hari (14-19 April 2025), festival ini menghadirkan ragam atraksi: mulai dari pawai budaya yang memamerkan kekayaan tekstil lokal.

makan bajamba (hidangan bersama ala Minang), hingga pertunjukan *babiola* seni musik tradisional yang baru saja diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

Yang menarik, *babiola* kini sedang diproses untuk mendapatkan pengakuan UNESCO.

“Kami tak ingin warisan ini punah. Makanya, kami wajibkan sebagai ekstrakurikuler di sekolah,” jelas Suhendri, Kepala Dinas Pariwisata setempat.

Festival ini juga menjadi panggung bagi UMKM. Puluhan stan memajang produk unggulan, dari kerajinan tangan hingga kuliner khas seperti *gulai ikan* dan dendeng balado.

“Ini momentum emas untuk mengenalkan produk kami ke wisatawan domestik maupun mancanegara,” kata Siti, salah seorang pelaku UMKM.

Tak hanya masyarakat biasa, acara pembukaan dihadiri elite daerah seperti Wakil Bupati Risnaldi Ibrahim.

Ketua DPRD, serta perwakilan adat seperti *ninik mamak* dan *bundo kanduang.

Kehadiran mereka mempertegas bahwa Langkisau adalah festival yang menyatukan seluruh elemen masyarakat.

Hendrajoni berharap, Langkisau tak hanya dikenang sebagai acara tahunan, tapi juga menjadi katalisator pembangunan berkelanjutan. “Kami ingin Pesisir Selatan dikenal lewat budaya, bukan hanya alamnya,” tandasnya.

Dengan semangat itu, Festival Langkisau 2025 diharapkan bukan sekadar tontonan,

melainkan tonggak baru dalam merawat kearifan lokal sambil menggaungkan nama Pesisir Selatan di peta pariwisata nasional—bahkan global. (EF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *