Kemenangan Film Pendek Polda Sumbar : Bukan Sekadar Lomba, Tapi Wujud Sinergi dan Kreativitas Baru

Padang, KabarDaerah.com — Ditengah derasnya arus informasi politik dan sosial, sebuah kabar menggembirakan datang dari Sumatera Barat (Sumbar). Film pendek karya Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar berhasil meraih juara pertama dalam lomba tingkat nasional, yang digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79.

Namun, kemenangan ini bukan hanya soal trofi atau selebrasi semata. Lebih dari itu, ini menjadi simbol sinergi antara institusi negara dan masyarakat sipil, serta bukti bahwa kreativitas bisa tumbuh bahkan di institusi yang kerap diasosiasikan dengan formalitas dan penegakan hukum.

🎬 Apresiasi dari HMI: Sinergi Nyata antara Polisi dan Mahasiswa

Salah satu bentuk apresiasi datang dari Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sumatera Barat, melalui Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kepemudaan dan Kemahasiswaan, Abdurrahman Meinanda yang akrab disapa Bobi.

“Ini lebih dari sekadar piala. Ini adalah potret utuh bagaimana institusi negara mampu melahirkan karya kreatif dan bagaimana organisasi mahasiswa seperti kami bisa memberikan pengakuan objektif,” ujar Bobi kepada media KabarDaerah.com, Sabtu (05/07/25).

Menurut Bobi, kemenangan Polda Sumbar menjadi bukti nyata bahwa Polri mampu bertransformasi, dari citra kaku dan formal menjadi institusi yang humanis, komunikatif dan terbuka terhadap pendekatan-pendekatan kreatif.

“Film sebagai medium universal punya kekuatan menyentuh publik. Polda Sumbar tidak hanya membuat film, mereka meraciknya menjadi karya terbaik se-Indonesia,” lanjutnya.

🧠 Soft Power Policing ala Polda Sumbar

Bobi menilai, keberhasilan ini tidak lepas dari arahan Kapolda Sumbar., Irjen Pol Gatot, yang menurutnya berhasil menerapkan pendekatan soft power policing. Pendekatan ini menekankan pada membangun kepercayaan dan simpati publik lewat narasi, komunikasi emosional dan karya seni, bukan hanya melalui kekuatan hukum semata.

“Di balik tugas berat sebagai penegak hukum, ternyata ada talenta seni yang diberi ruang untuk berkembang. Ini adalah langkah cerdas, dan menunjukkan bahwa Polda Sumbar tidak sekadar institusi monolitik,” kata Bobi.

Bobi menyebutkan, langkah ini adalah modal sosial penting di era digital, saat citra dan narasi menjadi elemen utama dalam membangun legitimasi publik.

💬 Apresiasi Kritis: Cermin Kedewasaan Berdemokrasi

Sebagai organisasi yang dikenal kritis terhadap pemerintah dan aparat, sikap terbuka Badko HMI Sumbar dinilai sebagai sinyal positif bagi hubungan antara kalangan mahasiswa dan kepolisian.

“Apresiasi kami bukan basa-basi. Kami mengakui bahwa ketika ada prestasi, kami pun tidak ragu memberi penghargaan. Ini menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi,” tegas Bobi.

Ia menambahkan, bahwa ditengah polarisasi yang kerap terjadi, saling menghargai dan membangun ruang kolaborasi adalah langkah penting dalam membentuk ekosistem sosial-politik yang sehat di Sumatera Barat.

🔄 Jangan Berhenti Disini: Saatnya Terus Berinovasi

Kemenangan ini, menurut Bobi, adalah momentum yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Ia berharap agar Polda Sumbar dapat melanjutkan pendekatan kreatif ini tidak hanya lewat film, tapi juga melalui program-program lain yang lebih dekat dengan masyarakat.

“Bagi kami di masyarakat sipil, ini juga jadi pelajaran penting. Energi kritis harus diimbangi dengan semangat membangun. Kolaborasi adalah kunci,” pungkasnya.

🎉 Selamat kepada Polda Sumbar!
Sebuah kemenangan bukan hanya untuk institusi, tapi untuk Ranah Minang secara keseluruhan. Semoga sinergi ini terus tumbuh dan menginspirasi daerah lain di Indonesia.

 

 

Penulis  :  Alwis Ray

Editor    :  Falsanar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *