Tak Berkategori  

Baktaruddin Rajo Sontang : Apa Pun Ceritanya Tambang Tidak Diizinkan Di Dua Koto

Sumbar.Kabardaerah.com— Pasaman, Hingga saat ini masyarakat Dua Koto masih menguasai Kantor Camat, dan massa semakin sore makin banyak. Rabu, (2/5/2018).

Beberapa tokoh adat dan tokoh masyarakat Dua Koto tampak bersama masyarakat yakni, Baktaruddin Rajo Sontang, Riman Ninik mamak Cubadak, Tarmizan Sutan Kumala Keturunan Rajo Dubalang, Emilia Zola, Prana Jaya, Sayuti Keturunan dari Jabarayun dan beberapa tokoh lainnya.

Dalam orasinya, Baktaruddin Rajo Sontang mewakili ninik mamak dan masyarakat dari wilayah Cubadak menuturkan, bahwa apa pun ceritanya tambang di Dua Koto ini tidak diizinkan.

Ia pribadi mengungkapkan, akan bersama masyarakat sampai titik darah penghabisan, akan menolak dan menghentikan serta akan mengusir segala upaya ingin mengeruk dan menjarah hasil bumi di tanah wilayah adat kami ini,” ungkapnya dengan suara lantang.

Ditempat yang sama, salah seorang perantau Duo Koto, Prana Jaya mengaku, perusahaan tambang yang ingin mengeruk hasil bumi di dua koto tersebut, berbatas langsung dengan tanah miliknya di simpang kuayan. Pihak perusahaan maupun pemerintah tidak pernah ada kata sepatah pun permisi kepadanya,” akuinya.

Dijelaskan, semua perantau dua koto yang ada diindonesia menolak tambang. “Ia menduga ada oknum yang ingin memaksakan dan ingin menjual tanah kelahiran mereka demi meraup keuntungan pribadi,” kata guru matematika ini.

Ditegaskan, Saya tidak takut diintimidasi karena saya bukan pegawai daerah, berbeda dengan saudara saya yang pegawai negeri dan berdinas di kabupaten pasaman ini, diduga takut diintimidasi oleh pemimpinnya,” tegasnya.

Masyarakat Dua Koto yang dirantau mengamanatkan, mereka bukan menolak lagi, tetapi tolak tambang sekarang juga, mereka sangat sesal kan masyarajat Dua Koto telah salah pilih bupati yang tidak pro rakyat,” sebutnya.

Sementara itu, Salah seorang keturunan Jabarayun, Sayuti yang berdomisili di pasbar mengatakan, menolak dalam satu tekad bersama masyarakat kehadiran tambang dibumi Dua Koto ini,” katanya.

Ia juga menduga, ada pihak-pihak terkait yang ingin memaksakan dan mengambil keuntungan diatas penderitaan masyarakat, ini sangat mengecewakan. Karena ninik mamak dari awal tidak pernah mengetahui,” imbuhnya.

Ia juga meminta, agar masyarakat tetap satu tekad saling bahu membahu, menolak tambang dan jangan ada nego-nego dalam bentuk apa pun. Jangan didengarkan dalih atas nama pembangunan, padahal hanya akan menyengsarakan dan menghancurkan masa depan keturunan kita kelak,” pintanya.

Ditambahkan Weldi perwakilan mahasiswa Dua Koto, menegaskan bahwa kami mahasiswa bukan ditunggangi, kami bergerak atas hati nurani,” tegasnya.

Mahasiswa menyesalkan, seorang pemimpin pasaman memberikan janji tetapi tidak ditepati, jangan kami masyarakat dipolitisir,” sesalnya.

Ditegaskan kembali, perjuangan akan berlanjut hingga pertambangan emas tidak ada lagi dibumi dua koto karena dampak tambang membunuh generasi emas yang akan datang,” tegasnya.

Ditempat yang sama, Emilia zola yang juga perwakilan masyarakat perantau Dua Koto, mengaku sangat terharu karena tidak pernah melihat kekompakan masyarakat dua koto, datangi kantor camat dua koto bersama-sama dalam satu tekad menolak tambang.

Diungkapkannya, Cubadak dan Simpang tonang adalah satu, ia pernah membaca surat penolakan niniak mamak dari cubadak, yang berisi menolak tambang hingga titik darah penghabisan.

Ia berharap, agar kedepan masyarakat cubadak agar benar-benar sama menolak keberadaan tambang. ” ia juga menyesalkan pihak pemerintah telah membuat masyarakat dua koto harus melakukan aksi seperti ini,” sesalnya.

Diakuinya, ia pernah mendatangi dinas lingkungan hidup terkait IUP OP seluas 2408 hektare itu tidak sesuai dilapangan, karena disitu tertulis nagari cubadak sementara wilayah tambang lebih luas di nagari simpang tonang. Pada saat itu pihak lingkungan hidup mengatakan itu sudah menyalahi aturan dan telah melakukan tindakan illegal,” ucapnya zola menirukan.

Hingga berita ini diturunkan, masyarakat Dua Koto masih bertahan di Kantor Camat Dua Koto, bahkan kabarnya akan menduduki kantor camat hingga bupati yusuf lubis menemui mereka. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *