Wakil Gubernur Nasrul Abit Programkan Tanam Padi Dua Kali Setahun di Nagari Talu

PASBAR,KABARDAERAH – Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit beserta rombongan didampingi Bupati Pasaman Barat (Pasbar) yang diwakili Sekretaris Daerah ( Sekda), Yudesri memprogramkan /mencanangkan percepatan penanaman padi dua kali setahun kepada masyarakat dan kelompok petani yang berada di Nagari Talu Kecamatan Talamau, Senin (29/6/2020).

Turut serta dalam kegiatan tersebut, anggota DPD RI Emma Yohanna, Sekda Pasbar Yudesri, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Irwan, sejumlah Kepala OPD, Forkopimca Talamau.

Wagub Nasrul Abit dalam arahannya menyampaikan, bahwa Pasbar merupakan salah kabupaten penghasil padi terbanyak dan terbesar di Sumbar, Maka, diadakan pembinaan terhadap kelompok tani harus terus menerus dilakukan agar produksi padi terus meningkat sehingga pendapatan pun bisa membuat kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

“Dahulunya yang mana Kecamatan Talamau ini para petani melakukan penanaman padi sebanyak satu kali dalam setahun, jika di rubah cara pola pikir yang maju dengan ilmuan terbaru aka penghasilan petani akan meningkat menjadi dua kali lipat,” Jelas Nasrul Abit saat memberikan arahan

Dijelaskan, Nagari Talu ini merupakan daerah penghasil pangan terbesar karena masih banyak masyarakat dan kelompok tadi yang menanam Padi dan sumber air yang cukup juga berpengaruh, maka Kecamatan Talamau ini harus diberikan perhatian khusus baik di segi sektor pendukungnya seperti mesin pembajak yang ada, serta mesin pengelola panen saat panen tiba dan bagaimana penanggulangan hama tikus bisa di basmi untuk produksi padi yang bagus.

“Harapan kita bagaimana tanaman padi dua kali setahun ini dapat sukses dan pengasilan pagi bagus produksinya sehingga kesejahteraan ekonomi masyarakat meningkat saat panen raya,” Kata Nasrul Abit

Selanjutnya, ketua panitia pelaksana kegiatan Zulfikar mengatakan bahwa tanam padi dua kali setahun di Kecamatan Talamau sudah dilakukan beberapa kali sebelumnya, bahkan tanam padi dua kali setahun sudah diupayakan semenjak tahun 1975. Akan tetapi tidak pernah berhasil dilaksanakan karena mungkin ini sudah tradisi kampung ini.

“Namun, hingga sekarang panen cuma satu kali setahun. Mudah-mudahan dengan di adakan program serta ilmuan baru ini bisa kita aplikasikan baik itu kendala hama tikus serta bibit dan cara pengelolaan yang baik berharap untuk kedepan panen masyarakat dan kelompok tadi disini meningkat dan kehidupan mulai sejahtera,” harapnya

(SUWAHYU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *