Sawahlunto-Setelah bertemu Menteri Kelautan dan Perikanan RI dan Menteri Koperasi-UKM pada Senin kemaren (12/4), Walikota Sawahlunto, Deri Asta SH melanjutkan pertemuannya pada hari ini Selasa (13/4), dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Kota Sawahlunto sangat membutuhkan dukungan dan bantuan dari pemerintah pusat.
Apa lagi sebagai kota dengan status World Heritage dari Unesco bahkan termasuk ke dalam kawasan Geopark nasional dalam pembangunan dan program pariwisata.
Untuk mendapatkan dukungan dan bantuan dari pemerintah pusat, Sawahlunto terus bergerak dengan menemui berbagai Kementerian dan lembaga negara terkait. Untuk itu, melalui jaringan dan fasilitasi Andre Rosiade, anggota DPR RI Komisi VI yang berasal dari Minang, rencana dan keinginan tersebut dapat diwujudkan.
Seperti pada Selasa (13/4) Walikota Sawahlunto, Deri Asta SH bersama anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade melakukan pertemuan dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno di ruang kerjanya.
Kepada Menparekraf, Sandiaga Uno, Walikota Deri Asta mengekspose berbagai potensi pariwisata yang ada di Kota Sawahlunto. Guna untuk peningkatan kwalitas dan kwantitas pariwisata di Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya ini, diperlukan berbagai kebijakan, program dan tentu saja anggaran yang tidak dapat diatasi oleh APBD Kota Sawahlunto. Karenanya, besar harapan kita kepada Kemenparekraf untuk dapat turun tangan membantu pembangunan Kota Sawahlunto.
Untuk itu, Pemko mengundang Menteri Sandiaga Uno untuk dapat berkunjung ke Kota Sawahlunto guna meninjau langsung kondisi Kota Haritage ini. Dengan kunjungan itu, jajaran Kemenparekraf dapat merumuskan berbagai kebijakan untuk dukungan dan bantuan dalam peningkatan pariwisata, Kota Sawahlunto.
“Dengan dukungan dan bantuan dari pemerintah pusat, status ‘World Heritage’ yang sudah kita peroleh dari Unesco dapat dimaksimalkan dalam tata kelolanya. Sehingga status LeveL dunia itu, dapat benar benar membawa manfaat bagi warga kota dan masyarakat Sawahlunto,” pungkas Deri Asta mengakhiri. (Fdm)
