Kawasan Ekowisata Terpadu dan Berkelanjutan, Taman Kehati Emil Salim di Sawahlunto.

Sawahlunto-KABARDAERAH.COM.Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Kota Sawahlunto yang diberi nama Taman Kehati Emil Salim, pada tahun 2022 ini dimulai pembangunannya. Hal ini, pada Rabu pagi (8/6) ditandai dengan penanaman sejumlah pohon di lokasi tersebut, kawasan Kandih Kota Sawahlunto.

Direktur Eksekutif Yayasan Kehati, Riki Frindos menjelaskan bahwa Taman Kehati merupakan kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi pada lokasi bekas tambang.

“Taman Kehati Sawahlunto ini bertujuan untuk mengembalikan atau mengkonservasi ekosistem flora dan fauna endemik (keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami). Serta bermanfaat dari pulihnya ekosistem tersebut, yang salah satunya untuk memperkuat dan memperkaya tanah, sumber oksigen agar berperan dalam menyerap gas rumah kaca,” ujar Riki menjelaskan.

Keistimewaan Taman Kehati Emil Salim Sawahlunto yang memiliki lahan seluas 25 hektar di kawasan Kandi tersebut merupakan Taman Kehati pertama dan satu-satunya yang berdiri di atas lahan bekas pertambangan batubara.

“Pembangunan Taman Kehati Emil Salim Sawahlunto dibangun atas dukungan dana sebesar lima miliar (5) rupiah dari Yayasan Kehati. Diharapkan, pembangunannya siap dalam waktu tiga tahun, dalam arti sudah bisa dikunjungi dan dimanfaatkan, oleh masyarakat serta akan terus dilakukan penyempurnaan,” ungkap Riki dalam uraiannya.

Taman Kehati Emil Salim Sawahlunto, dibagi dalam sejumlah klaster (pengelompokan) antara lain klaster tanaman buah, klaster tanaman bambu, klaster tanaman rempah dan beberapa klaster lainnya.

“Taman Kehati Emil Salim Sawahlunto, paling tidak akan menampung sekitar 9.600 hingga 10.000 pohon. Luas zona alam di taman ini, nantinya akan lebih banyak diperuntukkan bagi pendidikan, kebudayaan dan kegiatan ekonomi lokal.

Walikota (Wako) Sawahlunto, Deri Asta SH menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya kepada Yayasan Kehati yang telah mempercayai Kota Sawahlunto untuk dibangun taman keanekaragaman hayati.

“Sebagai satu-satunya taman Kehati yang berdiri di kawasan bekas lahan pertambangan batubara, menjadi bukti bagi kita bahwa dengan komitmen dan sinergi bersama, lahan bekas tambang ternyata masih bisa dimanfaatkan. Terima kasih Yayasan Kehati, Pemko Sawahlunto siap menindaklanjuti pembangunan taman ini serta mengelolanya dengan melibatkan/memberdayakan berbagai unsur yang ada di tengah masyarakat,” ujar Wako Sawahlunto Deri Asta.

Apa lagi taman Kehati ini bukan sekedar taman, yang biasanya bermanfaat hanya untuk rekreasi. Namun taman Kehati Emil Salim Sawahlunto, akan menjadi ekowisata terpadu yang berkelanjutan dan di dalamnya, mencakup manfaat pendidikan, manfaat pelestarian alam/ekosistem dan sekaligus manfaat ekonomi.

Kita ketahui, Yayasan Kehati merupakan lembaga nirlaba yang mengemban tugas dan amanat untuk menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana hibah bagi pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati di Indonesia, secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Yayasan yang ditujukan bagi keselamatan dan pemamfaatan lingkungan ini, didirikan oleh Emil Salim (mantan menteri LH) dan khusus bagi Kota Sawahlunto bertujuan untuk antara lain,

1. Menjadi ikon konservasi lingkungan bekas tambang pertama di indonesia.

2. Sebagai sarana edukasi alam bagi peneliti dan pelajar.

3. Sarana budaya dan religi.

4. Sarana ruang terbuka hijau.

5. Sarana pemberdayaan masyarakat atau kelompok masyarakat untuk keberlanjutan taman Kehati. (Fdm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *