Etika Politik Indonesia Buruk dan Politik Indentitas Dirusaki

Ditulis Oleh  :  Labai Korok Piaman

 

Sejak awal bergulirnya Reformasi tahun 1998 oleh perjuangan mahasiswa, bangsa Indonesia telah bertekad untuk melakukan perubahan di bidang politik, karena pradigma politik pada era Orba telah membuat bangsa ini terpuruk, rusak baik secara politik, ekonomi dan pertahanan keamananan.

Perubahan paradigma politik diera Reformasi diawali dengan melakukan perubahan atau amandemen terhadap UUD 1945. Perubahan UUD 1945 dimaksudkan untuk menata kembali kelembagaan politik sebagai upaya membangun pemerintahan bersih yang demokratis di Indonesia agar tidak berpotensi menimbulkan pemerintahan yang otoriter atau kekuasaan yang terpusat.

Sekarang dengan sudah hampir 20 tahun lebih reformasi, dengan ada perubahan UUD 1945, sistem konstitusi Indonesia menganut doktrin pemisahan kekuasaan dengan prinsip “checks and balances” sebagai control terhadap kekuasaan yang berimbang.

Bila politik kelembagaan secara sistemik terlihat sudah baik, tetapi secara moral politisi sekarang sesungguhnya sedang rusak berat. Politik demagogi sedang mengalir dalam lembag-lembaga kekuasaan dan pilitik dinasti, politik oportunis, politik prakmatis, politik tukar tambah kekuasaan politik terjadi di negeri ini, baik lembaga Negara maupun lembaga masyarakat (supra dan infra struktur politik).

Menurut filsuf politik “Para demagog ini terus bekerja keras melanggengkan kekuasaan petuah Machiavelly abad 18. Semua itu telah menghilangkan nilai-nilai domkrasi dan nilai-nilai politik identitas dikaburkan dengan paham liberal, paham yang sekulerisme tampa nilai kebudayaan Nusantara.

Sekarang yang memiliki kekuasaan politik tidak memiliki keteguhan hati pada keadilan sosial, memakmurkan masyarakat. Politik hanya dijadikan sarana perburuan, pembesaran dan pelanggengan kekuasan tidak untuk mendapatkan kekayaan, kapital kehidupan pribadi.

Disinilah etika moral politisi itu rusak, politik identitas dijadikan kambing hitam, nilai kebaikan dan nilai agama Islam tidak lagi dijadikan tolak ukur, jika hari ini politisi suka berpindah-pindah itu hal biasa karena mereka dipolitik seperti para pengontrak partai.

Disisi lain, korupsi, memiskinkan rakyat, tampa kepedulian sosial yang menggurita dinegeri ini, telah menguras habis kekayaan bangsa ini untuk para politisi semata. Kekayaan alam baik diatas bumi, maupun didalam bumi telah dieksploitasi dan hasilnya hanya dimanfaatkan bagi kesejahteraan segelintir orang dalam lembaga politik saja.

Publik dengan sedikit wawasan mencatat bahwa, saat ini kekayaan alam Indonesia boleh dibilang sudah sangat jauh berkurang. Publik memperkirakan bahwa negara ini sudah tergadaikan kepada pemilik modal yang berasal dari luar negeri baik asing maupun aseng. Sebagian besar badan usaha yang ada didalam negeri sudah dimiliki oleh pemodal asing dan aseng.

Sekarang momen tahun 2024, pemuli akan datang untuk rakyat, proses demokrasi akan menentukan hasil dan pilihan bisa dirubah. Saatnya etika politik ditegakan dengan cara jangan memilih para politisi yang hanya menjadikan politik tempat mencari kekayaan, jabatan dan kekuasaan untuk dirinya.

Politik identitas perlu ditegaskan bahwa kita muslim harus taat kepada Al Qur’an, harus menjalankan nilai-nilai Islam. Jika momen demokrasi pilihan tepat maka negri ini tetap akan jadi negri yang diberkahi, rakyat sejahtera, keadilan akan jalan.

 

Editor  :  Robbie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *