HUT Padang Pariaman Ke 190 Tahun, Tetap Semangat Membangun

Ditulis Oleh  :  Yohanes Wempi

Putra Piaman asli Enam Lingkung

 

Hari ini Kabupaten Padang Pariaman genap berusia 190 tahun, umur yang sudah cukup panjang bagi suatu komunitas perantau menghuni daerah perantauan. Catatan rantau Pariaman (Piaman), menurut dobbin didirikan oleh imigran yang berasal dari Batipuh yang dianggap memiliki landasan kerajaan (Dobbin, 2008;84).

Dalam waktu yang tidak pernah diketahui secara pasti perantaun ini datang, berkemungkinan sejak lebih kurang tahun 1000 m, para perantau awal (peneruka) tersebut turun bergelombang ke wilayah pantai barat dan membuka pemukiman.

Namun sejarawan Universitas Andalas (Unand)., Gusti Asnan dalam kajiannya mengatakan, saat ini tanggal HUT jadi Kabupaten Padang Pariaman merujuk pada peristiwa administratif. Ketika, pada 11 Januari 1833 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Besluit tentang pembentukan Afdeeling Pariaman.

Afdeling merupakan wilayah administratif setingkat kabupaten, pada masa itu. Afdeeling dipimpin seorang asisten residen dan bagian dari sebuah keresidenan. Sementara, afdeling dapat lagi terbagi ke beberapa onderafdeeling yang dipimpin controleur maka sejak itu lahir Padang Pariaman yang terhitung 190 tahun.

Sejarah berlanjut, pada awalnya setelah proklamasi kemerdekaan kabupaten padang pariaman sesuai dengan peraturan komisaris pemerintah di Sumatera no.81/kom/u/1948 tentang pembagian kabupaten di Sumatera Tengah yang terdiri dari 11 kabupaten disebut dengan nama Kabupaten Samudra dengan ibukota Pariaman.

Pada saat itu, Kabupaten ini meliputi daerah kewedanaan Air Bangis, Pariaman, Lubuk Alung, Padang Luar Kota, Metawai dan nagari-nagari Tiku, Sasak dan Katiagan. Kabupaten Samudra ini terdiri dari 17 wilayah (gabungan nagari-nagari). Sampai sekarang masih ada jejak sejarah yang bisa dipedomani.

Penulis pada saat dirumuskan hari jadi Kabupaten Padang Pariaman masuk dalam tim pembahasan panitia khusus DPRD. Selaku anggota dewan hasil pemilihan dapil 3 Padang Pariaman (2×11 Enam lingkung lama, Nan Sabaris, dan Ulakan) terlibat aktif dalam perumusan penetapan dan memahami betul mengenai hari jadi HUT Padang Pariaman ini.

Walaupun hari jadi Padang Pariaman sudah beratus tahun, namun kondisi kedaerahan masih seperti daerah baru, ini wajar, dikarenakan saat berlakunya otonomi daerah terjadilah pemekaran Kabupaten Padang Pariaman menjadi tiga daerah otonom sekaligus.

Daerah barunya Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Pariaman dan terakhir daerah induk yaitu Kabupaten Padang Pariaman yang pusat pemerintahan harus pindah dari Kota Pariaman kelokasi lain. Maka dengan berpindahnya Kabupaten Padang Pariaman menyebabkan suasana menjadi baru, kondisi perkantoran yang baru pula, pembangunan lain harus diperjuangkan untuk diselesaikan.

Yang namanya posisi pengendalian pemerintahan berpindah, semua jajaran harus bekerja keras untuk menyelesaikan, Alhamdulillah Kantor Bupati dan beberapa dinas sudah selesai dipindahkan, sudah baru. Tinggal kantor DPRD Kabupaten Padang Pariaman yang perlu diselesaikan secepatnya agar Anggota Dewan yang terhormat bisa berada di Ibukota Kabupaten Padang Pariaman, Parit Malintang.

Penulis yakini dengan kondisi Anggota Dewan sekarang, ditambah dengan semangatnya Bupati Padang Pariaman, yang kami panggil Aciak (Suhatri Bur) bisa menyelesaikan pekerjaan rumah yang sangat banyak ditinggalkan oleh generasi Kepala Daerah sebelumnya.

Selamat HUT dan hari jadi Padang Pariaman yang ke-190 tahun, doa dan perjuangan anak nagari, termasuk Penulis, mari sama-sama bangun Padang Pariaman agar berjaya bersama dengan Aciak.

 

Editor  :  Robbie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *