Ibu Guru Tauladan Dukung Kebijakan Ramadhan Gubernur Sumatera Barat

Ditulis Oleh  :  Labai Korok Piaman

 

Salah satu amalan yang tidak putus itu adalah ilmu yang bermanfaat dari guru/Aparatur Sipil Negara (ASN) terhadap murid, siswa/siswi, maka guru/ASN merupakan pilar terpenting dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air ini.

Nilai Guru atau ASN sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat pengaruh terhadap keberasilan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya.

Sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (dicontoh sikap dan perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi kepentingan keberasilan peserta didik.

Contohnya : guru itu harus bisa mencontohkan kepada siswa contoh dari tingkah laku, pakaian, disiplin, rapih, dan sopan santun. Guru harus mencontohkan hal tersebut agar murid bisa mengikuti apa yang di lihatnya.

Begitu penting peran guru maka hal baik dikalaborasikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Barat disaat bulan puasa (Ramadhan) ini yaitu mewajibkan kepada siswa/siswi dan murid sekolah untuk melaksanakan agenda di Masjid, ibadah di Masjid, belajar dalam rangka memakmurkan Masjid (Pesantren Ramadhan).

Kebijakan guru, ASN, siswa/siswi mewajibkan semua memakmurkan Masjid disaat bulan Ramadhan sudah tugas Kita bersama-sama pemangku kepentingan. Jadi hal yang biasa kalau seandainya itu kita lakukan dalam bentuk kebijakan staretegis pendidikan Sumbar.

Ternyata kebijakan ini mendapat protes dari beberapa guru, ASN, tidak tangung-tangung protes ini dimuat oleh media online daerah dengan bentuk surat terbuka kepada yang terhormat Gubernur dan Kepala Dinas Pendidikan Sumbar.

Kalau bisa dikutip beritanya dari topsatu.com, sebagi berikut ; Sejumlah PNS dan guru mengeluhkan kebijakan absensi Ramadhan dengan berselfie/foto saat ibadah tarawih maupun subuh.

Kebijakan itu dinilai sebagai politik busuk merasuk masuk Masjid, kekuasaan jahat juga. Guru yang beribadah selama Ramadhan di Masjid mesti selfie, lalu lapor ke atasan.

Yth Gubernur dan Kepala Dinas Sumbar

Izinkan kami menyampaikan aspirasi terkait absen ramadhan dengan

Foto-foto sudah 2 malam dan 2 kali subuh rasanya tak baik pandangan masyarakat kepada para guru yang selfie dan foto bersama saat tarawih dan subuh. Mohon kebijakan ini dipikir ulang dan dicabut saja, karena urusan ibadah kami tidak ada hubungannya dengan dinas. Ibadah kami hanyalah urusan kepada Allah SWT dan kenapa kegiatan ini dikaitkan dengan sertifikasi. Itu adalah tunjangan dan hak kami yang harganya tak seberapa dengan tunjangan bapak, tapi malah diancam dengan dipotong. Tolonglah hati nurani bapak sebagai pemimpin dan pembuat kebijakan. Terima kasih.

 

Kalau dilihat dari uraian pemberitaan dan surat terbuka diatas (tidak ada nama orangnya), Penulis milihat ada ketidak iklasan, ketidak bijaksanaan dari guru atau ASN yang membuat surat terbuka yaitu hanya masalah absen foto dalam bentuk selfie dipermasalahkan. Kalau Kita bijaksana, selfie itukan bisa dilakukan dengan cara sederhana yang tidak melanggar aturan agama atau merusak nilai ibadah, baca Fiqih.

Kecuali para guru, ASN disuruh berfoto sedang beribadah atau sedang melaksanakan shalat, tentu ini hal kezaliman dari Pemerintah Provinsi atau dari kebijakan Gubernur Sumatera Barat.

Menurut Penulis, sang guru berfoto sebagai absen itu hal tidak bagus dibenturkan dengan kebijakan yang lebih strategis dan maanfaatnya lebih banyak untuk anak didik dan guru sendiri.

Bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah (pendidikan) bagi umat Islam, jika bulan tarbiyah ini dilatih dan ada paksa perangkat pendidikan untuk menjalankan ibadah itu hal yang perlu disyukuri oleh guru dan ASN.

Dari pada anak didik, siswa, siswi keluyuran, dugem, bergadang, hura-hura, maksiat disaat bulan Ramadhan yang akan menimbulkan dampak lebih parah terhadap moral anak yang berujung seperti pembunuhan anak SMP oleh pacarnya di Tanah Datar, itukan lebih banyak mudaratnya.

Harapan para guru, ASN ikhlas, dan biasakanlah menerima kebijakan yang bentuknya memberi kebaikan kepada bangsa dan negara ini, jangan gara-gara foto selfi sebagai absen dikorbankan kebaikan lebih besar.

 

Editor  :  Robbie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *