Sejarah Pesantren Ramadhan Sekolah, Budaya Daerah Sumatera Barat

Ditulis Oleh  :  Labai Korok Piaman

 

Ramadhan tahun ini agak istimewa dibandingkan sebelumnya, Gubernur Sumbar., Buya Mahyeldi telah Launching Pesantren Ramadhan Kolaborasi Siapkan Generasi Beriman, Kuat, Hebat dan Idealis dengan pelaksanaan melibatkan unsur masyarakat.

Tahun ini, Gubernur Sumbar., Mahyeldi meningkatkan kualitas pelaksanaannya dengan kalaborasi semua unsur lapisan anak nagari untuk keterlibatan siswa-siswi SD, SMP, SMA, SMK dan SLB se-Sumbar wajib sebagai peserta dan guru/ASN mendampingi.

Jika Pesantren Ramadhan Sekolah kalaborasi ini terlaksana secara baik didaerah Kabupaten dan Kota se-Sumbar, maka ini puncak kesempurnaan budaya Ramadhan bagi anak sekolah di Sumatera Barat dari masa kemasa berjalanya Pesantren Ramadhan Sekolah ini.

Perlu diketahui bersama, bahwa lahirnya konsep Pesantren Ramadhan Sekolah ditengah masyarakat ini diawali era tahun 90an orde baru, dimana waktu itu intelektual muda kampus dan mahasiswa Islam atau aktivis dakwah kampus seperti Universitas Andalas, IKIP, Bung Hatta university dan ada aktivis kampus lainnya pulang kampung bersama-sama lalu mengadakan acara Pesantren Ramadhan Sekolah tersebut.

Penulis merupakan salah satu alumni Pesantren Ramadhan sekolah era tahun 90 an di Kota Pariaman, yang pada waktu pelaksanaannya acaranya diadakan di Masjid Air Pampan, Kota Administratif Pariaman. itulah sejarah yang perlu dicatat lahirnya konsep Pesantren Ramadhan Sekolah.

Masuk era reformasi, sedang berjayanya otonomi daerah, kekuasaan Kepala Daerah tidak terbatas, pada tahun 2000 an lahir Pesantren Ramadhan Sekolah yang terlembagakan melalu kebijakan kepala daerah yang cinta budaya Minangkabau.

Penulis masih ingat ada beberapa Kepala Daerah disumbar ini yang membuat kebijakan mulya tersebut dengan membuat program Pesantren Ramadhan Sekolah, yang wajib diadakan di Masjid-Masjid dan surau-surau nagari yang ada didaerahnya seperti Wali kota Padang yaitu Fauzi Bahar, Bupati Padang Pariaman yaitu almarhum Muslim Kasim dan ada beberapa kepala daerah lain yang mengikuti.

Kebijakan Kepala Daerah yang mencetuskan, melembagakan secara formal Pesantren Ramadhan Sekolah itu perlu diberi penghargaan dan apresiasi sebesarnya. Tampa kebijakan mereka melalui otonomi daerah diyakini budaya Pesantren Ramadhan Sekolah untuk anak SD, SMP, SMA/SMK ini tidak akan mengakar di Ranah Minang.

Melalu mereka itu pada dasarnya Masjid-Masjid nagari ramai dihadiri oleh anak sekolah generasi muda. Terkadang ada mesjid yang hanya bukak setiap hari jumaat di nagari, dikarenakan adanya Pesantren Ramadhan Sekolah tersebut, akhirnya terpaksa pengurus masjid membukak atas instruksi Wali Kota atau Bupati.

Pesantren Ramadhan Sekolah sudah menjadi budaya ditengah masyarakat Sumatra Barat, sekarang dipikiran masyarakat, jika masuk Bulan Ramadhan maka akan ada yang namanya Pesantren Ramadhan Sekolah ditengah masyarakat nagari, semua anak nagari dilibatkan untuk mensukseskan itu.

Sekarang dengan berjalannya waktu, sudah panjangnya masa budaya Pesantren Ramadhan Sekolah ini sudah sangat tepat Gubernur Sumbar membuat konsep Pesantren Ramadhan Sekolah kalaborasi.

Kata Buya Mahyedi dalam pembukaan launchingnya, bahwa Pesantren Ramadhan Sekolah Kolaborasi yang dilaksanakan di Bulan Ramadhan 1444 H/2023 ini bertujuan menciptakan calon-calon pemimpin yang akan membawa perubahan besar untuk mengelola bangsa dan negara ini dimasa depan.

Komitmen pemimpin bahwa Kami tidak ingin meninggalkan generasi yang lemah mental, pengetahuan, ekonomi dan agama. Tapi kami ingin melahirkan generasi yang kuat di masa mendatang salah satunya melalu Pesantren Ramadhan Sekolah.

Launching dihadiri sejumlah Bupati dan Wali Kota dan Ketua LKAAM Sumbar., Fauzi Bahar serta Pengurus Masjid Raya Sumbar. Selain itu juga hadir, Forkopimda Sumbar, Ketua dan Pengurus MUI Sumbar, Baznas Sumbar, Ketua TP PKK Sumbar, Harneli Bahar Mahyeldi, jajaran Dinas Pendidikan Sumbar, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Dinas Kabupaten Kota serta kepala sekolah dan guru-guru SD, SMP, SMA, SMK, SLB.

Ini bentuk salah satu dukungan bersama bahwa Pesantren Ramadhan Sekolah sudah menjadi budaya diranah Minang untuk memperkuat “adat basandi syarat-syarat basandi kitabullah”.

Sejarah panjang Pesantren Ramadhan Sekolah perlu dibuat konstitusinya dimasa yang akan datang dalam bentuk Perda dan Kepala Daerah yang berjasa perlu didoakan mendapatkan berkah dari kebijakan mulya itu.

 

Editor  :  Robbie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *