Tak Berkategori  

Nurimas Olah Barang Bekas Jadi Tas Cantik di Pessel

Nurmatia Sedang Mengerjakan Proses Pembuatan Tas Cantik Dari Bahan Bekas

PAINAN, KABARDAERAH. COM – Sejumlah barang bekas minuman gelas diolah menjadi tas cantik dan unik di Kampung Ganting Kubang, Nagari Kambang Utara, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).

Nurimas (50), pengrajin tas cantik dari barang bekas tersebut mengatakan,  pekerjaan membuat tas-tas tangan cantik dari gelas plastik bekas minuman gelas telah berkembang untuk industri rumah tangganya.

“Alhamdulillah, sejak melakoni pekerjaan ini, sudah banyak pembeli yang datang, ” sebutnya lagi.

Ia menjelaskan, proses pembuatan dimulai dari memotong bibir gelas bekas minuman tersebut satu persatu, hingga akhirnya dirajut dengan benang yang disebut kur atau pita berbahan dawai emas dengan berbagai warna, hingga akhirnya berubah bentuk menjadi sebuah tas utuh dan siap untuk di pasarkan.

“Pertama saya mengumpulkan gelas plastik dari minuman bekas yang berukuran sedang atau memiliki takaran air 190 mililiter. Nanti berapa yang terkumpul kita sesuaikan pula dengan kebutuhannya. Jadi, gelas-gelas plastik itu dipotong dari bagian tengah dan bibir untuk dirangkai menjadi kerangka tas yang nantinya dililit dengan pita dawai,” jelasnya lagi.

Ia menjelaskan, setelah bibir gelas tersebut dipotong sesuai kebutuhan, maka untuk tahap selanjutnya dirajut dengan benang berukuran sedang seukuran ikat sepatu. Dan setelah selesai dirajut serta lengkap menjadi kerangka tas, lalu diberi busa sesuai ukuran tas serta risleting dan diberi tangkai yang dibeli di pasar.

Menurutnya, meski berbahan dasar dari gelas minuman bekas, namun pada saat ini tidak ada yang gratis untuk menghasilkan sebuah karya dan inovasi, sebelum berbentuk baku menjadi tas yang cantik, ia tetap pergi ke pasar membeli benang, pita, busa, ritsleting dan tangkai. Untuk membuat sebuah tas yang utuh, maka dibutuhkan gelas plastik mencapai 30 buah, menghabiskan benang mencapai 4 gulungan, pita sepanjang 1 meter, satu buah risleting, ditambah busa dan tangkai yang disatukan menjadi sebuah tas yang cantik.

“Jadi, yang dibeli adalah benang satu gulungnya Rp10 ribu, pita 1 meter Rp5 ribu. Ditambah busa 1 meter Rp20 ribu, risleting levis Rp15 ribu dan tangkai mulai dari Rp50 ribu sampai dengan harga Rp80 ribu tergantung dari segi modelnya,” ungkapnya.

Saat ini, kata dia, sudah ada puluhan tas cantik dari hasil karajinan tangannya itu terkumpul dirumah. Berbagai bentuk model dan variasi terus diciptakannya. Ada yang berbentuk lambang hati, tulisan-tulisan unik dan sebagainya.

“Satu persatu sudah ada pelanggan yang memesan kepada saya. Bahkan, ada pula yang pesan untuk keluarga jauh, seperti Dharmasraya, Padang. Jika nantinya tidak terjual habis atau tidak ada yang memesan lagi. Saya tetap saja akan membuat tas ini. Setidaknya untuk mengisi kesibukan sehari-hari saja,” ungkapnya.

Dia berharap ekonomi kreatif tersebut bisa berkembang secara baik dan mendapatkan dukungan dari pihak terkait khususnya pemerintah daerah.

“Mudah-mudahan akan menjadi icon Pessel yang menunjang perekonomian masyarakat dalam bidang industri kreatif ,” pungkasnya.  (fmi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *