Grand Design Pembangunan Sijunjung Tahun 2021-2026 Menyedot Perhatian

SIJUNJUNG, KABARDAERAH.COM- Ternyata Design Pembangunan Kabupaten Sijunjung Tahun 2021-2026 yang dirancang BAPPPEDA Sijunjung, Sumatera Barat, dibawa pimpinan Kepala Bapppeda Kabupaten Sijunjung, Dra Yuni Elviza,MT menyedot perhatian yang luar biasa.

Hal itu menyusul sejak ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sijunjung Nomor 2 Tahun 2021 tentang RPJMD Tahun 2021-2026. Sehingga Kabupaten Sijunjung mempunyai Grand Design Pembangunan Tahun 2021-2026 yang jelas arah dan dapat diukur pencapaiannya.

Kepala Bapppeda Kabupaten Sijunjung, Dra Yuni Elviza,MT, menyebutkan, RPJMD Tahun 2021-2026 tersebut, merupakan penjabaran dari visi dan misi serta janji-janji politik Bupati dan Wakil Bupati Sijunjung terpilih hasil Pilkada Tahun 2020.

“Memang kita menyadari tantangan pembangunan Kabupaten Sijunjung lima tahun kedepan sangat berat, karena keterbatasan sumber daya daerah dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi yang efektif dalam mempercepat roda pembangunan melalui penetapan tema pembangunan Tahun 2021-2026, “ jelas El begitu sapaan akrab Kepala BAPPPEDA.

“Integrasi Geopark Ranah Minang Silokek secara lintas sektoral dan wilayah dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Tema pembangunan tersebut, dilahirkan tidak terlepas dari konsep geopark yang ditetapkan oleh Pemerintah,” sebut Kepala Bapppeda Kabupaten Sijunjung, Dra Yuni Elviza,MT, Rabu (18/5).

Disebutkannya, Geopark adalah sebuah wilayah geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki situs warisan geologi (geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek warisan geologi (geoheritage), keragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity) dan keragaman budaya (cultural diversity).

“Seandainya geopark dikelola untuk keperluan konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan dengan keterlibatan aktif dari masyarakat dan Pemerintahan Daerah. Sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan lingkungan sekitar kawasan. Masa depan bangsa Indonesia bukan pada kegiatan ekstraktif. Guna menjamin eksistensi umat manusia di muka bumi dan kehidupan yang lebih baik, sudah saatnya merubah pola pikir pengelolaan Sumber Daya Alam dari ekstraksi ke konservasi dan peningkatan nilai tambah,” papar Dra Yuni Elviza, MT. (Rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *