Sawahlunto-KABARDAERAH.COM.Wakil Walikota (Wawako) Sawahlunto, Zohirin Sayuti SE didampingi langsung oleh Sekretaris Daerah Kota (Sekdako), Dr dr Ambun Kadri MKM pada Selasa pagi, (13/9) mengukuhkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kecamatan, di ruang rapat Balakota Sawahlunto.
Pemko Sawahlunto, berupaya memaksimalkan upaya penurunan Stunting melalui TPPS tingkat Kecamatan dan Tim Pendamping Keluarga
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk tingkat kecamatan yang dikukuhkan adalah Kecamatan Barangin dan Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.
Kita ketahui, Wakil Walikota Sawahlunto, Zohirin Sayuti sekaligus merupakan sebagai Ketua TPPS tingkat Kota Sawahlunto.
“TPPS ini dibentuk sampai ke tingkat Kecamatan, agar lebih mampu secara optimal dalam strategi yang dijalankan. Artinya, kalau sudah sampai di Kecamatan artinya sudah berada di tingkat pemerintahan, yang berhadapan langsung dengan masyarakat,” ungkap Wawako Zohirin Sayuti.
Wawako Sawahlunto, menyampaikan bahwa strategi yang dilaksanakan oleh Pemko Sawahlunto dalam menurunkan stunting, dengan peningkatan kualitas persiapan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan serta peningkatan akses air minum dan sanitasi.
“Perlu kita tekankan bahwa, pekerjaan menurunkan stunting merupakan pekerjaan bersama. Jadi perlu peran serta dari kita semua. Untuk itu, diingatkan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar terus berkontribusi dan mendukung Dinas Kesehatan dalam menangani stunting. Jangan menganggap, soal stunting hanya urusan Dinas Kesehatan semata,” ujar Wawako Zohirin Sayuti menambahkan.
Penanganan stunting, merupakan bagian dari salah satu misi Pemko Sawahlunto dalam peningkatan pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Karenanya, sudah harus masuk dalam program prioritas Pemko Sawahlunto.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk-KB) Yasril, angka stunting Kota Sawahlunto pada 2021 sebesar 21,1 persen. Angka tersebut sudah berhasil kita turunkan dari tahun 2019 yang saat itu mencapai 23 persen. Ke depan, pihaknya akan lebih memaksimalkan upaya deteksi dini, yang salah satunya akan dilakukan melalui peran dari Tim Pendamping Keluarga (TPK).
“TPK ini terdiri dari unsur PKK, kader KB dan tenaga kesehatan, mereka bertugas untuk mendampingi keluarga yang ada ibu hamil atau anak usia dibawah lima tahun (balita). TPK menjadi salah satu titik kunci dari langkah pencegahan sampai penyembuhan dari stunting,” ujar Yasril menguraikan. (Fdm)