Tiga Kali Adipura Diterima, Sawahlunto Menuju Penghargaan Tertinggi, Adipura Kencana.


Sawahlunto-KABARDAERAH.COM. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menilai, Kota Sawahlunto berhasil memenuhi standar tata kelola kebersihan lingkungan. Sehingga, kota ini  layak diberikan kembali Piala Adipura Tahun 2022.

Walikota (Wako) Sawahlunto, Deri Asta SH menerima langsung Piala Adipura tersebut dari Menteri KLHK, Siti Nurbaya di Jakarta, pada Selasa kemaren (28/2).

Sawahlunto sebelumnya telah mendapatkan Piala Adipura pada Tahun 2018 dan 2019. Tahun 2020 dan 2021 penilaian Adipura terhenti sementara karena masa Pandemi Covid-19. Pada tahun 2022 kemaren, kembali  penilaian dilaksanakan dan Sawahlunto bisa mempertahankan nilai yang layak untuk memperoleh Adipura. Sehingga pada tagun 2023 ini, kita terima Piala Adipura tersebut untuk yang ketiga kalinya secara berturut-turut dan untuk itu, nantinya  berhak mengikuti penghargaan tertinggi, Adipura Kencana.

“Kesuksesan mempertahankan Piala Adipura ini, merupakan buah dari kerja sama seluruh pihak dan dukungan penuh dari  masyarakat,” ungkap Wako Sawahlunto.

“Kepada perangkat daerah dan berbagai pihak terkait, diingatkan agar jangan lengah dengan penghargaan. Adipura ini. Karena menjaga dan  mengurus kebersihan kota, adalah kerja yang berkelanjutan dan harus secara  terus menerus untuk ditingkatkan. Tidak ada liburnya, untuk menjaga kebersihan Kota Sawahlunto,” ujar Wako Sawahlunto Deri Asta mengingatkan.

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Pertanahan dan Lingkungan Hidup (DPKP2LH) Kota Sawahlunto, Adrius Putra mengatakan bahwa pada hal  penilaian Adipura Tahun 2022 ini,  mengalami peningkatan indikator pengukuran, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Penilaian Adipura sekarang ini lebih lengkap,  yang diperiksa itu pengelolaan sampah dan lingkungan dari hulu sampai ke hilir. Jadi mulai dari sampah itu dikumpulkan, diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),  setelah itu bagaimana sampah tersebut diolah ketika sudah sampai di TPA. Semua itu, masuk ke dalam penilaian tim penilai,” ujar Kadis Adrius  menjelaskan.

Kita ketahui, Pemko Sawahlunto telah  melakukan sejumlah hal, terkait dengan  pengelolaan sampah di TPA. Contohnya, dengan daur ulang sampah berbasis Bank Sampah dan Tempat Pengelolaan Sampah Sampah Reuse, Reduce dan Recyle (TPS3R).

“KemenLHK juga sudah menyatakan kesediaannya untuk membangun teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) di TPA Kayu Gadang Sawahlunto. RDF adalah teknologi mengolah sampah menjadi energi alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Hal ini, tentu  berdampak besar bagi peningkatan daur ulang sampah di Kota Sawahlunto,” ujar Adrius menambahkan.

Dijelaskan Adrius, salah satu tambahan indikator penilaian adalah, pengelolaan sampah di kampung iklim.

“Di Kota Sawahlunto, ada tiga kampung iklim. Desa Santur, sebagai kategori utama, setelah itu Desa Balai Batu Sandaran dan Kelurahan Tanah Lapang sebagai kategori pratama,” urai Adrius memberi rincian.

Dalam kampung iklim, terdapat sejumlah kegiatan yang intinya pada adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Karenanya, secara bersama kita jaga dan awasi kebersihan serta lingkungan, agar tetap indah dan asri. Ke depan, kita jelang Adipura Kencana, yang merupakan penghargaan tertinggi dari KemenLHK RI. (Fdm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *