Ungkap Kasus Perdagangan Orang ke Luar Negeri, Kapolda Sumbar : Waspada dengan Iming-Iming Gaji Besar

Padang, KabarDaerah.com – Tim Satgas Gakkum Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Polda Sumbar menangkap seorang wanita sebagai penyalur Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara ilegal ke Malaysia.

Diketahui, pelaku ini seorang perempuan berinisial W, warga Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar.

Kapolda Sumbar., Irjen Pol Suharyono, SIK, SH saat memimpin konferensi pers mengatakan, total terdapat 10 warga Sumbar menjadi korban TPPO.

Irjen Pol Suharyono menyebutkan, bahwa para korban ini dijanjikan bekerja sebagai asisten rumah tangga hingga perusahaan kilang es di Malaysia.

“Dikirim 10 orang dari masyarakat Sumbar untuk dipekerjakan. Tetapi disana, ternyata gaji mereka tidak diberikan,” kata Irjen Pol Suharyono didampingi Kabid Humas., Kombes Pol Dwi Sulistyawan, SIK dan Dirreskrimum., Kombes Pol Andry Kurniawan, SIK di Mapolda Sumbar, Selasa (20/06/23)

Jenderal bintang dua itu mengungkapkan, gaji diambil secara diam-diam tanpa sepengetahuan korban oleh agen yang kemudian dibagikan ke pelaku. Sehingga selama bekerja, korban tidak mendapatkan gaji.

“Korban kesulitan dalam kehidupan di Malaysia. Sementara korban dalam penyekapan majikan. Mau kembali (ke Indonesia) visa dan paspor disimpan majikan,” ujar Irjen Pol Suharyono.

Irjen Pol Suharyono mengimbau kepada masyarakat, untuk selalu lebih waspada kepada orang atau sekelompok masyarakat jika ada yang mengiming-imingi bekerja diluar negeri dengan gaji besar.

Sementara itu, Dirreskrimum Polda Sumbar., Kombes Pol Andry Kurniawan menjelaskan, pelaku sebagai penyalur melakukan upaya agar para korban tertarik untuk bekerja ke luar negeri.

Modusnya, kata Kombes Pol Andy Kurniawan, dengan menyakini korban terkait pekerjaan serta dalam pengurusan keberangkatan ke Malaysia dibiayai hingga paspor dan visa diurus oleh pelaku.

“Bagaimana korban ini tertarik dan pelaku juga menarik para korban, semua biaya perjalanan termasuk pengurusan paspor dan penampungan itu pelaku yang bayar,” terang Kombes Pol Andry Kurniawan.

Tetapi kemudian ke belakang, lanjut Kombes Pol Andry Kurniawan, setelah mendapatkan majikan, si agen pelaku kemudian meminta gaji tiga bulan ke depan plus fee, jadi dari situ dia mendapatkan keuntungan,” sambungnya lagi.

Dijelaskan, setidaknya gaji selama tiga bulan untuk korban sebesar 7.000 ringgit atau sekitar kurang lebih Rp 22 juta. Gaji para korban ini kemudian dibagikan ke para sindikat tersangka.

“Kami terus melakukan pendalaman kasus ini. Tersangka ini dia pernah tinggal di Malaysia cukup lama, jadi paham kondisi di sana, itu modal dasarnya,” ujar Kombes Pol Andry Kurniawan.

Kombes Pol Andry Kurniawan memastikan, kondisi 10 korban TPPO dalam kondisi aman dan telah dievakuasi ke Selter KBRI Malaysia. Sebelumnya, korban sempat mengirimkan video terkait kondisi mereka di Malaysia yang mulai terancam keselamatannya dan diminta untuk segera dievakuasi.

“10 ini kondisi sudah dievakuasi KBRI Malaysia. Karena kondisinya terancam. Sekarang ada di Selter KBRI,” ujar Kombes Pol Andry Kurniawan.

Para korban TPPO di Malaysia ini terdiri dari empat orang perempuan dan enam laki-laki. Hasil koordinasi dengan Korfung Konsuler KBRI, pemulangan korban sedang dalam proses diajukan ke bagian keimigrasian.

“Namun tidak dapat dipulangkan dalam waktu dekat (pulang bersama Satgas Gakkum TPPO) mengingat (ada) korban sedang dalam kondisi hamil delapan bulan dan paspor sedang ditahan oleh mantan majikan,” ungkap Kombes Pol Andry Kurniawan.

 

Reporter  :  Robbie

Editor       :  Ronnald

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *