Usai Korban Bersama Kekasih Digrebek Warga, Keluarga Temui Ketua DPRD Solok dan Minta Pekerjaan

Ketua DPRD Solok., Dodi Hendra

Solok, KabarDaerah.com – Ketua DPRD Solok., Dodi Hendra menanggapi beredarnya pemberitaan beberapa media online di Kabupaten Solok pada Sabtu malam (06/12/24) yang menuduh dirinya diduga melakukan pemerkosaan terhadap seorang wanita yang bernama inisial HKN (18).

Politisi Partai Gerindra tersebut membeberkan kronologis kejadian, sejak dirinya bertemu dengan korban HKN hingga terjadinya pengaduan ke Polres Solok pada Sabtu kemarin.

Klarifikasi tersebut disampaikan oleh Ketua DPRD Solok., Dodi Hendra kepada awak media usai dirinya dilaporkan atas dugaan kasus pemerkosaan yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2023 yang lalu berdasarkan keterangan pihak keluarga kepada beberapa media massa yang tersebar di Media Sosial (Medsos).

Korban melaporkan atas dugaan kasus kekerasan seksual yang diterimanya dikediaman terlapor.

Dodi Hendra membantah keras seluruh laporan atas dirinya yang disampaikan kepada pihak kepolisian oleh pelapor.

“Sekira tiga minggu sebelum kejadian, orang tua korban menemui saya dikediaman pribadi saya. Orang tua korban mengeluhkan anaknya, beberapa waktu sebelumnya tertimpa musibah,” ucap Dodi Hendra kepada awak media, Minggu (07/01/24).

Menurut Dodi Hendra, HKN tertangkap warga yang diduga sedang melakukan hubungan asusila dengan sang kekasih di Jorong Simpang Sawah Baliak, Nagari Kotobaru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok.

Saat itu, lanjut Dodi Hendra, warga sepakat untuk menikahkan pelapor HKN dengan sang kekasih pada malam itu juga.

Dodi Hendra menjelaskan, bahwa usai kejadian tersebut, orang tua korban mendatangi saya dan meminta anaknya untuk dicarikan pekerjaan, karena tidak ingin menanggung malu.

“Pada tanggal 24 Desember 2024, orang tua korban yang bernama inisial JP (55) bersama istrinya mengantar korban HKN ke kediaman pribadi Dodi Hendra di Nagari Koto Hilalang, Kecamatan Kubung,” terang Dodi Hendra.

Saat itu, Dodi Hendra mengakui tidak bertemu langsung dengan korban HKN dan kedua orang tuanya, karena sedang berada diluar kota.

Keesokan harinya, tanggal 25 Desember 2023, Dodi Hendra pulang dari luar kota dan bertemu dengan korban HKN. Korban HKN meminta untuk diterima bekerja membantu kerja-kerja Tim Millenial untuk pemenangan Dodi Hendra di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

Dodi Hendra menerangkan, bahwa pada pagi harinya (tanggal 26 Desember 2023, sekira pukul 07.00 WIB) hari yang disebut sebagai pemerkosaan, korban HKN meminta izin untuk pergi melayat temannya yang meninggal. Korban HKN balik lagi ke rumah saya di Nagari Koto Hilalang sekira pukul 11.00 WIB.

Lebihlanjut, jelas Dodi Hendra, kejadian yang diberitakan terjadi sekira pukul 09.00 WIB sangat lah janggal, karena korban sedang tidak berada dirumah pribadi saya. Pada saat itu, saya menggelar rapat bersama Tim Pemenangan. Sehingga, situasi rumah saat itu cukup ramai dan kedua orang tua korban pun ikut hadir dalam rapat tersebut.

“Logikanya saja, bagaimana bisa saya dituduh memperkosa korban, sedangkan korban saja pergi melayat kerumah temannya yang meninggal. Lagian, pada saat itu, situasi dirumah saya sangat ramai karena ada Rapat Tim,” ujar Dodi Hendra.

Dodi Hendra mengakui, bahwa dirinya memang memarahi korban, karena meminta izin keluar pada tanggal 30 Desember 2023 pukul 01.00 WIB dinihari. Akibat dari permintaan keluar malam itu, seluruh anggota Tim ikut saya marahi, terutama yang perempuan. Bahkan, Dodi Hendra mengaku dirinya sempat mengancam, jika ada yang keluar malam, akan dikeluarkan dari Tim.

“Pada tanggal 31 Desember 2023, kedua orang tua korban datang kerumah Dodi Hendra. Saat bertemu dengan saya, ayah korban JP langsung menuduh saya yang telah memperkosa anaknya. Bahkan, JP meminta saya untuk memberikan uang sebanyak Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) dan uang ini untuk modal usaha bagi korban. JP bahkan mengancam saya, jika tidak mau memberikan uang tersebut, saya akan dilaporkan ke pihak Kepolisian. Setelah pertemuan itu, korban dibawa oleh kedua orang tuanya untuk pulang ke rumah,” terang Dodi Hendra lagi.

Saya sangat sedih, kata Dodi Hendra, kedua orang tua korban adalah Tim Pemenangan saya untuk Pileg 2024 nanti. Bahkan, sebelumnya saya sudah menampung korban dirumah saya dan diharapkan bisa membantu kerja rekan-rekan Tim. Namun, ini lah balasannya dari mereka. Apalagi, seluruh anggota Tim sudah saya anggap dan saya perlakukan seperti saudara sendiri.

Pada tanggal 1 Januari 2024, ayah korban JP menemui salah satu anggota Tim Pemenangan di Nagari Selayo, untuk menyampaikan kepada Dodi Hendra agar segera membayar uang yang diminta. Namun, nominal uang yang diminta turun, dari Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) menjadi Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan ayah korban JP juga minta, agar Dodi Hendra meminta maaf dan mengakui dirinya khilaf.

“Tentu saja, saya tidak mau mengakui sesuatu yang tidak pernah saya lakukan. Saya meminta tidak ada lagi intimidasi dan kriminalisasi terhadap saya, Anggota DPRD, maupun masyarakat lainnya,” imbuh Dodi Hendra.

Dodi Hendra merasa prihatin dengan kondisi yang terus kisruh dan berpolemik di Kabupaten Solok. Disaat kami di DPRD Solok saat ini fokus mengemban amanah rakyat, ada saja pihak yang tidak senang dengan mencarikan persoalan-persoalan yang akan menghambat kinerja DPRD Solok.

Dodi Hendra meminta seluruh Anggota DPRD Solok dan seluruh elemen masyarakat untuk tetap semangat, tetap tenang dan siap menjalani dinamika dan proses politik yang sedang berjalan ini.

“Persoalan hukum, biarlah aparat penegak hukum bekerja sesuai aturan. Namun saya akan melaporkan dugaan tindak pidana pemerasan dan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh pihak pelapor,” tutup Dodi Hendra.

 

Sumber  :  Relis

Editor     :  Robbie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *