Lisda Hendrajoni Desak Kemendikbudristek Hentikan Sementara Uji Coba PTM

JAKARTA, KABARDERAH,- Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi mengungkap sebanyak 1.296 Sekolah tercatat sebagai Klaster baru semenjak Pembelajaran tatap muka (PTM) berlangsung. Dari data tersebut, diketahui setidaknya 15.000 siswa terkomfirmasi positif Covid-19, dengan mayoritas yang merupakan para pelajar Sekolah Dasar (SD).

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi VIII DPR RI, Lisda Hendrajoni mendesak Kemendikbudristek untuk menghentikan sementara “Uji Coba” PTM yang saat ini tengah berlangsung, hingga Herd Imunity terbentuk.

“Kita meminta Uji Coba PTM ini segera dihentikan. Sebelumnya kami sudah sampaikan bahwa sangat fatal jika keselamatan anak malah dijadikan coba-coba oleh . Sekarang terbukti dengan 1.296 klaster baru di sekolah. Ini harus segera dihentikan, sebelum situasi menjadi semakin parah dan anak-anak menjadi korban,” tegas Lisda Hendrajoni, Rabu (22/9).

Lisda menilai Pemerintah terlalu berani untuk mempertaruhkan nyawa anak, dengan menjalankan PTM ditengah kasus Pandemi yang masih terjadi pada sejumlah Provinsi di Indonesia.

“Jangan sampai kita membahayakan anak-anak dengan memaksakan uji coba PTM terus berlangsung. Hingga hari ini sudah 15.000 anak yang terpapar di sekolah. Jangan sampai kita mempertaruhkan nyawa anak dalam kondisi ini. Nyawa cuman satu, tidak sebanding dengan kepentingan apapun,” sambungnya.

Tingkat Vaksinasi yang dinilai masih cukup rendah di sejumlah daerah, seharusnya menjadi acuan bagi pemerintah untuk menunda proses belajar mengajar bagi anak secara tatap muka.

“Seharusnya ditunggu hingga 70% angka vaksinasi baru terbentuk Herd Imunity. Setelah hal tersebut terwujud, baru dilaksanakan peninjauan apakah sudah dapat dilaksanakan PTM atau belum. Kalau sekarang kan angka (Vaksinasinasi) nasional masih berkisar pada 22%. Masih rendah dari target,” jelasnya.

Terkait pelaksanaan PTM yang sudah berlangsung selama ini, Srikandi Partai Nasdem tersebut juga meminta agar segera dikaji penyebabnya sehingga menimbulkan Klaster baru di ribuan sekolah tersebut.

“ Sebaiknya dilakukan kajian sebab dan akibat kenapa bisa muncul Klaster baru. Jadi jika memang nantinya dihentikan (PTM), saat hendak memulai kembali pemerintah sudah memiliki solusi yang tepat agar anak betul-betul dalam kondisi aman saat belajar di sekolah,” pungkasnya. (Efrizal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *