ketua KAN Air Haji Abdul Hakim Sutan Rajo Mudo resmikan acara Adat di kaum suku Panai Lundang

 

PESSEL, KABARDAERAH.– Kaum suku Panai Lundang di Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan (PESSEL) baralek gadang. Prihalnya, kaum suku Panai Lundang menggelar upacara Adat penobatan Petriansyah Sp bagala sutan Rajo lelo mamak kaum Panai Lundang di Kampung dalam Lubuak buayo sekaligus panungkek Sutan Rajo Mudo Rajo Adat/ketua KAN Air Haji.

“Palewahan Afrizal bagala Datuak rang Kayo basa dari suku Panai Lundang yang di sepakati sanak kemanakan lima kelompok.yakni, Tanjung duyan, Bukik Kaciak, Solok dalam palak dan pasa baru.

Sementar itu, Afrizal dilewakan sebagai Datuak Rangkayo Basa.dalam acara tersebut, keduanya dinobatkan dan dilewakan di Balairung rumag Gadang Suku Panai Lundang di Kampung Lubuak Buayo, Nagari Air Haji Tenggara, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Sabtu (27/5/2023)

“Anak kepanakan Sutan Rajo Mudo Imrandianto menyampaikan, penobatan dan palewahan itu dilakukan oleh Rajo Adat sekaligus Ketua Kerapatan Adat Nagari KAN Air Haji (Abdul Hakim Sutan Rajo Mudo) dalam acara Prosesi tersebut turut dihadiri oleh niniak mamak yang tergabung dalam KAN Air Haji serta anak kemanakan kaum Suku Panai Lundang.

Lebih lanjut dijelaskan Imrandianto, pengangkatan Petriansyah dilakukan dengan berpedoman pada hiduik bakarilaan sebagaimana pemangku gelar Adat sebelumnya, Ermawan Sutan Rajo Lelo telah meletakkan gelar itu pada September 2022 silam.

Karena penghulu yang lama sudah tidak sanggup lagi menjalankan tugasnya, sehingga ia perlu diganti”, terangnya tokoh muda Imrandianto.

Kendati demikian, Tokoh muda Linggo Sari Baganti Imrandianto menjelaskan, gelar Sutan Rajo Lelo adalah gelar pusako dalam suku Panai Lundang Kampuang Dalam Lubuak Buayo. Sedangkan gelar Datuak Rangkayo Basa adalah gelar pusako dalam suku Panai Lundang di Air Haji yang diwarisi Oleh lima paruik Atua kelompok.

Kelima paruik itu adalah Tanjung duyan, Bukik Kaciak, Solok, Dalam palak dan pasa baru.

“Sekarang tumbuhnya di paruik Bukik Kaciak untuk Datuak Rangkayo Basa”, Ujarnya.

Dikatakan, dengan melalui proses yang sangat panjang dan sesuai dengan perintah hukum adat, maka jatuhlah pilihan kepada salah seorang kemanakan suku panai lundang dari paruik Bukik Kaciak, yaitu saudara Afrizal Untuk menyandang Gelar Datuak Rangkayo Basa.

Ia menambahkan, gelar Datuak Rangkayo Basa sudah talipek (terlibat) atau tabanam (terbenam) sejak tahun 1989. Orang yang terakhir kali menyandang gelar tersebut adalah Ibrahim Datuak Rangkayo Basa.

“Pengangkatan Afrizal ini menurut adat ialah Mambangkik Batang Tarandam,” kata dia.

“Alhamdulillah semua prosesi berjalan lancar, dan kami sangat berterima kasih pada semua pihak yang telah hadir dan mendukung alek kami ini,” sambungnya.

Sementara itu, Rajo Adat/Ketua KAN Air Haji Abdul Hakim Sutan Rajo Mudo mengatakan, malewakan atau mengangkat seorang menjadi datuak atau penghulu dalam adat Minangkabau merupakan budaya yang sakral. Hal itu dikarenakan sumpah yang dibebankan kepada seorang datuak sangatlah berat, yakni bisa dikutuk Al-Qur’an 30 jus.

Dalam bahasa Minang, ka ateh indak bapucuak, ka bawah indak baurek, di tangah-tangah digiriak kumbang. Artinya, di bagian atas tidak berpucuk, dan bagian ke bawah tidak berurat, serta di tengah-tengahnya tidak akan dimakan oleh kumbang.

“Sumpah sati penghulu ini sangat berat dan sakral. Kepada Angku Datuak Afrizal harus benar-benar mampu mengemban amanah ini dengan baik kedepannya. Silahkan rangkul anak kemenakan untuk selalu berbuat hal-hal yang positif. Jangan mau dipengaruhi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.,” kata Rajo Adat menegaskan.

Senada dengan itu, Afrizal Datuak Rangkayo Basa dalam sambutannya berharap kepada angku-angku niniak mamak dalam KAN Air Haji untuk membimbing dan petunjuk bagi kaum Datuak Rangkayo Basa.

“Karena kami masih baru, mohon bimbingan dan petunjuk-petunjuk dari angku-angku yang ada,” katanya.

Dalam kesempatan itu, ia berjanji akan menyelesaikan suatu apapun dalam kaumnya dengan cara musyawarah dan mufakat.

Untuk itu, ia berharap kepada bapak Mandeh, anak kamanakan, dan seluruh kaum Datuak Rangkayo Basa untuk bersama-sama bahu membahu mengurus dan membenahi kaum

“Sebagai simbol yang ditinggikan sarantiang, didahulukan salangkah kami juga memohon bantuan bapak Mandeh, anak kamanakan untuk mengurus dan membenahi kaum,” kata Afrizal Datuak Rangkayo Basa.

Afrizal berharap kepada Mandeh Bapak untuk mendidik anak kamanakan ke jalan yang benar. Karena, lanjutnya, anak hasil didikan Mandeh Bapak itulah anak kamanakan kami.

“Didiklah anak kamanakan ke jalan yang benar, ajari sopan santun kenalkan ajaran Islam yang menuntun kita,” sambungnya.

Lebih lanjut, Datuak Rangkayo Basa berjanji akan mengajak anak kamanakan untuk terus bersatu. “Insyaallah kami perangkat kaum, menjapuik nan tatingga, maulang nan jauah,” tutur Afrizal.

Dikatakan, dirinya tidak membedakan anak kamanakan dimana pun berada. Baik jauh maupun dekat.

“Seluruh pangkuan Datuak Rangkayo Basa itu adalah anak kamanakan Rangkayo Basa,” Pungkasnya.

Reporter: Efrizal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *