Berlangsung Meriah, Pemko Sawahlunto Selenggarakan Festival Multikultural


Sawahlunto, KabarDaerah.com – Festival antar budaya (multikultural) bertajuk Dhulur Tunggal Sekuto yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Sawahlunto dan dukungan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah berlangsung cukup meriah di Lapangan Segitiga, Kota Sawahlunto, Sabtu (17/12/22).

Penampilan artis ibu kota Dory Harsa menutup sesi pentas seni dan membuat hampir seribuan penonton ikut bernyanyi bersama.

Wali Kota (Wako) Sawahlunto., Deri Asta, SH mengatakan, bahwa selain penampilan seni dan budaya dalam Dhulur Tunggal Sekuto ini juga dilaksanakan pameran atau bazar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Sawahlunto.

“Untuk rangkaian acaranya, antara lain sarasehan membahas pengelolaan warisan dunia, penampilan seni dan musik, pameran produk UMKM, flashmob dan lainnya. Dalam penampilan musik yang mendatangkan artis ibu kota, penyanyi campur sari, Dory Harsa,” ucap Deri Asta.

Untuk kegiatan Dhulur Tunggal Sekuto ini, termasuk pada salah satu acara dalam rangka menyemarakkan Hari Jadi Kota Sawahlunto ke 134 Tahun.

“Kegiatan ini, bermaksud mengeskplorasi mempublikasikan dan mempromosikan tentang potensi keberagaman sejarah dan budaya di Kota Sawahlunto, sehingga dapat dilestarikan generasi muda sekaligus menjadi penambah daya tarik pengunjung/wisatawan,” ujar Deri Asta.

Dhulur Tunggal Sekuto mengandung arti dan makna filosofis yang bersumber dari sejarah. Saat para pekerja paksa zaman Belanda yang dibawa dari pulau Jawa dalam satu kapal.

“Ini terkait sejarah pekerja paksa di Kota Sawahlunto pada zaman pertambangan batubara oleh Kolonial Belanda. Di masa itu, pekerja paksa dari Pulau Jawa dibawa ke Sawahlunto menggunakan kapal laut. Jadi dalam kapal itu seluruh pekerja paksa menjalin tali persaudaraan yang kuat,” ujar Kadis Kebudayaan Kota Sawahlunto., Hilmed.

Hilmed menambahkan, bahwa jalinan persaudaraan itu semakin kuat menurun kepada para anak cucu keturunan para pekerja paksa itu yang kini menetap di Kota Sawahlunto.

“Semangat persatuan yang awalnya dari satu kapal itu, kini berkembang menjadi sebuah persatuan dalam satu kota yakni Kota Sawahlunto,” pungkas Hilmed.

 

Reporter  :  Fidel

Editor       :  Robbie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *