Empat Pembagian Kawasan Padang Pariaman, Tetap Dikembangkan Secara Bagus

Ditulis Oleh  :  Yohanes Wempi

 

Padang Pariaman memiliki potensi yang sangat besar dari segi pengembangan kawasan strategis jangka panjang. Ungkapan ini muncul dari diskusikan Penulis dengan tokoh ninik mamak seperti MZ Rangkayo Rajo Mangkuto dan Ketua LKAAM Kabupaten Padang Pariaman.

Paska dipisahkan daerah Kepulauan Mentawai dari Kabupaten Padang Pariaman, induknya dan termasuk Kota Pariaman, maka ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, tokoh masyarakat pada tahun 2003an telah memiliki rumusan dan kesepahaman bahwa Padang Pariaman dibagi atas 4 daerah pengembangan besar.

Saat ini keempatnya sudah berjalan sesuai dengan visi dan misi setiap generasi Kepala Daerah Padang Pariaman. Penulis selaku putra daerah Padang Pariaman kembali mengingatkan dalam tulisan ini berdasarkan diskusi dengan MZ Rangkayo Rajo Mangkuto dan Ir Zainir Dt Rakayo Mulie tersebut.

Keempat pengembangan itu dimulai dari kawasan makam Syekh Burhanuddin atau kawasan ulakan, dimana disini harus dikembangkan daerah syarat atau daerah kawasan pusat religius Sumatera Barat atau kawasan dimana seluruh dunia orang pergi berziarah dan mengingat pengembangan Islam diranah Minang.

Dengan adanya konsep itu maka kawasan Syekh Burhanuddin, saat ini sudah dikembangkan secara bertahap-tahap. Kawasan ini kepada alim ulama diberikan kebebasan untuk memyiarkan ajaran Islam yang dibawakan oleh Syekh Burhanuddin.

Berikutnya adalah kawasan adat istiadat adat ini terletak didaerah sungai limau lamo. Simbolisasi daerah ini adalah daerah pengembangan adat Isti adat, maka kawasan ini dibangun oleh Bupati, Almarhum Muslin Kasim sebagai pusat kebudayaan (adat) dengan membangun kantor kerapatan adat alam Minangkabau.

Sekarang kantor itu sudah selesai tinggal dorongan untuk pemanfaatan oleh ninik mamak, cadiak pandai untuk memakainya, tentu memanfaatkan tidaklah hal yang mudah. Namun secara konsep disini tempat orang adat berkumpul.

Pengembangan kawasan selanjutnya berada di sungai sariak lamo. Disini dijadikan kawasan pengembangan seni budaya, olah raga dan pendidikan. Secara infratruktur disini sudah dibangun GOR Padang Pariaman, beberapa kali diadakan iven seperti MTQ Nasional, perlombaan dan pertandingan olah raga dan lainnya.

Kedepan tentu dilanjutkan pembangunan TK model, SD unggulan. Serta dilengkapi dengan sekolah menengah pertama unggul, sekolah menengah atas/kejuruan unggul dan sekolah luar biasa untuk anak-anak kurang beruntung yang belum ada di Kabupaten Padang Pariaman.

Termasuk daerah sungai sariak lamo ini perlu dibangun taman budaya Padang Pariaman tempat anak mudo berkesenian dan tampil memajukan nilai seni dan budaya khas Piaman.

Pengembangan kawasan berikutnya adalah pusat pemerintahan Padang Pariaman, atau disebut juga dengan Ibukota Kabupaten Padang Pariaman, Parit Malintang, disini dibangun layanan pemerintah daerah dan perkantoran lengkap.

Secara umum Padang Pariaman masih memiliki kawasan-kawasan penyangga nan potensial seperti kawasan batang anai sebagai pintu masuknya Sumatra Barat yang perlu dibangun secara rancak dan menarik.

Juga kawasan Kampuang Dalam, Sungai Geringing, Aur Malintang dijadikan kawasan pengembangan pertanian dan perkebunan secara kolaboratif yang bisa mensejahterakan dunsanak-dunsanak Kita secara umum.

Padang Pariaman memiliki potensi pengembangan kawasan yang konferensif, ini perlu tetap dikembangkan secara berkelanjutan dan tentu ada dukungan dari semua warga, baik dikampung mapun dirantau.

 

Editor  :  Robbie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *