PMI Lakukan Monitoring dan Evaluasi Program Livelihood Pasca Gempa Pasbar

PASAMANBARAT,KABARDAERAH.COM-Untuk membangkitkan ekonomi masyarakat korban gempa, Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) bersama PMI Kabupaten Pasaman Barat melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) program Livelihood pasca gempa Pasbar. Program ini merupakan pertama kali dilakukan di Indonesia, sehingga diharapkan berhasil dan menjadi contoh bagi daerah lainnya di Indonesia.

Monev dilakukan di tiga titik berbeda, pertama Program Livelihood ini dilakukan di Tonang Udang, Tabek Sirah dan Timbo Abu, pada Kamis (21/12). Pelaksanaan program ini juga didampingi oleh tim Livelihood PMI pusat.

Di Timbo Abu, PMI menyerahkan bantuan pupuk untuk budidaya ubi jalar. Selanjutnya melakukan pemeriksaan pekerjaan perbaikan irigasi oleh PMI di Tabek Sirah Talu seluas 61 Ha dan menyumbang untuk dua kelompok tani di nagari tetangganya. Sedangkan di Tonang sudah diberikan bantuan untuk 38 KK.

Sementara untuk meningkatkan perekonomian masyarakat diberikan bantuan berupa polibeg dengan benih tanaman sayuran, terong, cabai rawit, selada, seledri dan daun bawang, yang masing-masing KK memperoleh satu kantong. Selanjutnya pupuk kandang 11 karung per KK dan bahan-bahan untuk membuat kandang ayam.

Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto selaku Ketua PMI Pasbar menjelaskan tujuan dari program tersebut adalah untuk mensejahterakan masyarakat yang menerima manfaat, meningkatkan perekonomian masyarakat terutama korban gempa.

“Ketika petani fokus kepada tujuan dari program ini, maka akan terwujud keinginan kita bersama. Karena tujuan program ini agar berhasil dan petanipun bahagia. Jika program tersebut gagal, kegagalan tidak hanya dirasakan oleh petani, pemerintah daerah dan penyuluh saja. Namun, kegagalan akan dirasakan oleh semua pihak. Sehingga diperlukan konsentrasi dan kolaborasi bersama,” ucapnya.

Ia juga berharap kepada petani untuk mengikuti arahan dari penyuluh pertanian terkait dengan pembelian bibit. Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa kelompok tani jumlahnya cukup besar sehingga diperlukan kekompakan antar pengurus.

“Antar anggota kelompok tani jangan terpecah belah, agar program kerja bisa berjalan sesuai harapan,” katanya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris PMI Sumbar Hidayatul Irwan mengatakan bahwa program Livelihood itu satu-satunya di Indonesia. Sehingga diperlukan kerjasama agar program tersebut sukses dan bisa menjadi percontohan bagi daerah lain.

“Daerah Kabupaten Pasaman Barat dipilih tidak hanya begitu saja. Namun, banyak prosesnya sehingga terpilih. Alhamdulillah akhirnya dapat bantuan program ini. Jika program Livelihood ini sukses, maka akan menjadi percontohan bagi PMI daerah lainnya. Sehingga diharapkan menjadi tanggung jawab moral hingga program ini tuntas dan tercapai,” harapnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *