Polemik Antrian Kenderaan di SPBU Ujung Gading

PASAMAN BARAT- Sebuah Ambulan milik RSUP Ujung Gading yang tengah mengangkut pasien kritis dari Ujung Gading menuju Simpang Empat, terjebak macet saat hendak mengisi BBM di SPBU 14 263 95 Ujung Gading, Pasaman Barat pada Jumat (12/7/2024) tepatnya pukul 09.40 Wib.

Sopir Ambulan yang terhalang oleh kemacetan hampir sepanjang 2 kilometer terlihat menggerutu menahan amarah. Keluarga pasien pun terlihat cemas dan kesal sekaligus. Situasi yang menyangkut nyawa,  genting dan memilukan.

Untunglah tak lama kemudian seorang pria datang tergopoh gopoh membawakan jerigen berisi BBM jenis Solar.

Sang sopir kemudian mengisi BBM menggunakan corong dan selang dengan tergesa gesa. Sebagian BBM berceceran dari mulut selang. Namun karena diburu waktu sang sopir tak lagi menghiraukan.

Begitu selesai, sopir ambulan langsung tancap gas ke arah Simpang Empat. Ia menyibak kemacetan dengan wajah kesal disertai suara sirene meraung raung. Mau tidak mau kenderaan lain menghindar memberi ruang.

Namun  anehnya tidak berselang lama Ambulan tersebut kembali lagi. Penulis tak sempat bertanya apa yang terjadi, tapi sepertinya pasien tak jadi diangkut ke Rumah Sakit di Simpang Empat. Entah masih hidup atau meninggal dunia. Yang pasti suaranya sirene masih meraung.

Ambulan milik RSUP Ujung Gading terjebak macet .(Foto Istimewa)

Tidak lama setelahnya ada peristiwa menarik. Seorang pria berseragam loreng berteriak teriak dengan roman marah.

Ditangannya menenteng sebongkah batu sebesar kepala bayi. Rupanya ia kelewat kesal pada sebuah minibus merah yang keluar antrian dan  menyerobot jalur.

Jalan raya yang seharusnya dua arah malah tertutup oleh sopir yang tidak sabaran  dan enggan mengantri.

Sang pria berseragam loreng kemudian meminta sopir minibus merah untuk mundur dan menepi.

Sopir yang takut ditimpuk kemudian putar balik dan menghindar dengan roman pucat.

Mirisnya ditengah hiruk pikuk tersebut, sejumlah kenderaan roda dua dan roda empat yang diduga kuat ‘melansir’ BBM subsidi tetap bersiliweran.

Ciri ciri mobil melansir sangat mudah dikenali. Sebagian besar tak mengenakan plat nomer, dan pada bagian bawah tangki BBM dipasangi keran. Mirip keran bak mandi. Mungkin tujuannya untuk memudahkan proses perpindahan BBM ke jerigen. Mereka seolah tak menghiraukan situasi sulit yang tengah terjadi. Bak kata pepatah, “mengkail di air keruh”.

Penulis yang penasaran kemudian mencoba menghubungi Alimul Hakim, pemilik dan pengelola SPBU 14 263 95 Ujung Gading untuk meminta keterangan.

Yang ingin penulis tanyakan, mengapa gerangan ditengah kemacetan luar biasa itu para pelansir masih dibiarkan  berkeliaran, bukankah itu sebuah kejahatan?. Bagaimana jika situasi kemacetan terus berlanjut hingga siswa kembali ke sekolah?. Namun hingga sore penulis belum mendapat jawaban.
.
Penulis : Wawan S.

(Tulisan merupakan Opini Interpretasi penulis atas fakta yang terjadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *